Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Archive for: October 2014

Pengambilan Data Bawah Laut di Karimunjawa

Karimunjawa merupakan pulau eksotis di perairan Jawa yang terletak di antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Kepulauan Karimunjawa terdiri atas 27 pulau dengan 5 pulau yang berpenghuni. Sebagai wilayah kepulauan, Karimunjawa memiliki keindahan bawah laut yang sangat menawan. Perjalanan ke Karimunjawa bisa ditempuh dengan menggunakan kapal fery (ASDP) atau kapal penumpang tradisional atau dengan pesawat udara. PerjalanaKarimunjawa Google earth.jpgn dengan kapal fery adalah yang paling banyak digunakan masyarakat, yang naik dari Pelabuhan Fery Jepara, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan.

Karimunjawa yang konon asPesisir Karimunjawaal katanya adalah kremun-kremun atau samar-samar, merupakan sekumpulan pulau yang memang kelihatan samar dari perairan. Sesampai di pelabuhan Karimunjawa, mata kita kita akan disambut dengan pemandangan asri paduan hijaunya gunung dengan birunya laut serta kapal-kapal yang ramai bertambat. Bagi sebagian besar orang di Jawa Tengah, Karimunjawa merupakan daerah wisata sehingga orang yang berkunjung kesana cenderung dianggap punya keperluan utama untuk wisata atau piknik. Karimunjawa juga masih kental dengan tadisi dan budaya Islam peninggalan Sunan Muria. Hal itu terlihat pada kegiatan saat pernikahan, aksesoris Islami seperti tasbih, tongkat dari kayu Dewandaru (endemik Karimunjawa), suara azan dari mesjid-mesjid yang bersahut-sahutan saat waktu sholat, serta cerita-cerita rakyat yang ada pada masyarakat Karimunjawa.

Alun-alun Karimunjawa malam hariTerdapat pula alun-alun (lapangan) yang menjadi sentral kegiatan masyarakat Karimunjawa. Siang dan sore hari alun-alun tersebut menjadi tempat berolahraga, sore hari para penjual hasil laut seperti berbagai jenis ikan, cumi, udang, lobster, kepiting dan sebagainya mulai berjejeran di sepanjang pinggir alun-alun. Demikian halnya dengan penjual  pakaian dan aksesori ciri khas Karimunjawa yang mulai buka sejak jam empat sore hari. Para pengunjung Karimunjawa mulai ramai berdatangan ke alun-alun sejak sore hari, sambil berjalan-jalan memilih-milih ole-ole buat orang di rumah, mereka banyak yang memesan ikan bakar, atau es kelapa muda, bahkan ada juga kelapa bakar. Setelah pesanan mereka siap, lalu para pengunjung duduk di alun-alun menghadap meja setinggi 30 cm beralas terpal yang dihampar di atas rumput hijau alun-alun. Aktivitas itu berlangsung sampai sekitar jam 10 malam di setiap malam. Para pengunjung ramai berbaur, baik pengunjung domestik maupun mancanegara, berkumpul menikmati suasana santai dan nyaman di alun-alun Karimunjawa.

Bermain bersama ikan di Menjangan KecilHal yang paling istimewa di Karimunjawa adalah pemandangan lautnya yang sangat indah menawan. Keindahan itu terletak pada paduan gugusan pulau dengan pesisir yang berpasir putih, pohon-pohon cemara di pesisir, dan keanekaragaman karang yang sehat dengan kekayaan berbagai jenis ikan dan biota laut yang menjadi penghuninya. Jarak antar pulau-pulau yang berdekatan juga mendukung keindahan tersebut bisa dinikmati satu persatu. Karimunjawa juga terkenal dengan penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar. Keindahan Karimunjawa tidak bisa dilepas dari keindahan alam laut, sehingga mempertahankan eksistensi Karimunjawa adalah dengan mempertahankan kelangsungan hidup biota lautnya.

Para pengambil data bawah airSebuah even istimewa diselenggarakan oleh Coral Triangle Center (CTC), NGO yang mengurusi terumbu karang di Segitiga Karang Dunia, di Karimunjawa. Even tersebut adalah Uji Coba Pelatihan Pengambilan Data Biofisik Bawah Air. CTC merekrut peserta dari berbagai institusi di antaranya KP3K Pusat (Yusuf Ray), UPT KP3K di Pekanbaru (Yuwanda Ilham), Lampung (Ade), Banten (Pitro). Peserta juga ada yang berasal dari Balai Diklat Perikanan Tegal (Irwan Suneth) dan Ambon (Agussalim). Terdapat juga peserta dari universitas yakni Dosen dari Undip (Agus T) dan Udayana (Dodik). Peserta juga ada yang berasal dari pengelola Taman Nasional Karimunjawa (Endang Abdurrahman). Para pelatih adalah instruktur dari CTC yakni Andreas Muljadi dan Silvianita Timothius. Di tengah-tengah pelatihan berlangsung hadir pula Hesty Widodo yang merupakan salah seorang pejabat di jajaran CTC. Pelatihan ini juga terselenggara dengan baik berkat bantuan para mahasiswa selam dari Undip yakni Rizky, Andra, Ilham dan Yoel.

Mooring Buoy di Menjangan KecilPengambilan data biofisik bawah air dilakukan di beberapa tempat. Pengambilan data pertama di perairan Pulau Menjangan Kecil. Data yang diambil disana adalah data substrat (berbagai jenis karang), lamun dan ikan. Pengambilan data dilakukan dengan penyelaman dengan menggunakan metode PIT. Khusus untuk pengambilan data lamun digunakan metode quadrat transect. Dari hasil pengambilan data diperoleh keterangan bahwa kondisi biota perairan pada Menjangan Kecil cenderung masih sehat dan kondisi itu harus dipertahankan. Menjangan Kecil merupakan salah satu spot wisata Karimunjawa yang banyak didatangi pengunjung untuk menyelam atau sekedar snorkeling. Salah satu wujud pengelolaan wisata berkelanjutan disana adalah tersedianya mooring buoy (pelampung tambat) sehingga kapal-kapal pengunjung tidak menurunkan jangkar untuk berlabuh sehingga tidak merusak karang.

Pegambilan Data Bawah AirPengambilan data kedua dilakukan di sekitar terumbu karang Gosong Cemara di dekat Pulau Cemara Kecil, Karimunjawa. Di sini kapal terpaksa berlabuh jangkar karena belum adanya mooring buoy di sekitar tempat itu. Tidak adanya mooring buoy mungkin juga disebabkan karena tempat itu bukan merupakan pulau sehingga tidak terdapat daratan, hanya beberapa bongkahan batu karang yang menonjol ke permukaan saat air surut. Namun dari banyaknya pengunjung yang datang silih berganti maka sudah harus menjadi perhatian pengelola agar menempatkan mooring buoy sedikitnya 3 buah di tempat tersebut. Pengambilan data di tempat ini difokuskan pada data ikan dengan menggunakan PIT dan long swim sejauh 400 meter. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa 3 ikan indikator yakni parrotfish atau kakatua, kulit pasir dan beronang masih banyak terdapat di Gosong Cemara. Keberadaan 3 spesies indikator utama ini menunjukkan masih sehatnya kondisi perairan. Pada data juga terlihat adanya ikan kerapu, lencam, clownfish serta cumi. Terdapat pula COT yakni acantaster blanchii yang merupakan predator bagi karang sekitar dua spesies.

Hasil pengambilan  data kemudian diolah melalui program exel agar diperoleh informasi yang bisa menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh pengelola KKP yakni pemerintah Karimunjawa. Dari hasi pengolahan data diperoleh rekomendasi berupa perlunya pendidikan konservasi bagi masyarakat Karimunjawa terutama bagi tour guide, dive operator dan semua yang terlibat dalam pengelolaan wisata Karimunjawa. Rekomendasi lainnya yakni perlunya pemasangan mooring buoy di spot-spot wisata termasuk Gosong Cemara dalam jumlah yang memadai. Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti juga adalah menetapkan persyaratan sertifikasi selam bagi pengunjung spot terumbu karang, minimal A1.

Team Pengambilan DataUjicoba pelatihan ini merupakan untuk yang pertama kalinya dilakukan oleh CTC. Hasil Ujicoba Pelatihan ini kemudian akan disampaikan kepada Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan untuk dinilai dan selanjutnya diadopsi agar diterapkan pada balai-balai diklat lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal ini juga berarti bahwa ini merupakan kali pertama pendataan tentang kondisi daya dukung lingkungan yang dimiliki oleh Gosong Cemara dan bisa menjadi data dasar atau T0 untuk pengelolaan Gosong Cemara, dan menjadi acuan penilaian untuk monitoring dan evaluasi tentang kondisi Gosong Cemara. Dan mereka yang melakukan pengambilan data ini adalah Tim pertama yang melakukan pengambilan data bawah air di Karimunjawa. Harapan CTC dan para peserta, data ini bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan Karimunjawa, dan kegiatan ini menjadi role model pengambilan data bawah air di seluruh tanah air. Semoga.

Kontributor: Agussalim (Salah satu anggota Tim dalam kegiatan ini)

 

 

 

Bersama Suku Bajo-Wakatobi, Berlatih Menangani Ikan Kerapu Sunu Hidup

Penyerahan SertifikatWakatobi 10 Oktober 2014, Agussalim selaku supervisor pelatihan dari BPPP Ambon menghadiri pelaksanaan pelatihan di P2MKP Piyuka Setia Mandiri di Mola Utara. Dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan dia mengajak masyarakat untuk melihat sisi positif pemerintah yang di antaranya terbukti melalui program kegiatan pengembangan kapasitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pelatihan. Dia juga menambahkan pentingnya tiga hal utama dalam membangun kemajuan masyarakat yakni pendidikan/pelatihan, internet sebagai media komunikasi, dan jejaring kerja untuk meningkatkan potensi pendapatan. Menurut Agussalim, ketiga hal tersebut sangat penting menjadi perhatian masyarakat apalagi mengingat bahwa dalam waktu dekat mau tidak mau masayarakat harus beradaptasi dengan masyarakat ekonomi Asean atau MEA.

di KJA di MolaHj. Sitti Nurhayati atau akrab disapa Ibu Haji, selaku Ketua Pengelola P2MKP Piyuma Setia Mandiri Kabupaten Wakatobi menyatakan terimakasih yang dalam kepada BPPP Ambon yang memberikan perhatian kepada masyarakat Wakatobi dengan memfasilitasi pelaksanaan pelatihan di P2MKP Piyuma. Menurutnya alasan Piyuma berfokus pada penanganan ikan kerapu sunu adalah agar para nelayan paham dan mampu menerapkan pola penanganan yang standar sehingga produknya berupa ikan kerapu sunu hidup dapat diterima dipasar ekspor. Haji Nurhayati yang sudah 20 tahun membina nelayan juga memberi motivasi peserta bahwa dengan cara penanganan yang baik maka pendapatan masyarakat melalui kegiatan penangkapan ikan kerapu berpotensi membangun ekonomi masyarakat agar lebih meningkat.

Muhammad Nur dan Nanda yang bertindak selaku pelatih pada pelatihan ini memberikan materi seputar penanganan ikan kerapu sunu hidup berkualitas pemasaran. Dalam materinya mereka  menyampaikan tentang penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan berupa pancing, serta menghindari penangkapan yang merusak lingkungan seperti potasium, bom, kompressor dan alat lain yang merusak. Wawasan konservasi juga diberikan bagi peserta agar selain memburu keuntungan ekonomis mereka juga ingat untuk melestarikan lingkungan. Kegiatan praktek berupa penanganan ikan kerapu sunu hidup dilakukan di atas kapal dan di keramba jaring apung.

Foto bersama di KJASelain menjadi supervisor pelatihan, Agussalim juga memberikan materi suplemen buat peserta pelatihan berupa pemanfaatan internet untuk kewirausahaan perikanan. Dalam materi tersebut, dia menyampaikan bahwa saat ini setiap produk khas daerah bisa dipasarkan tidak saja di pasar lokal tetapi juga pasar luas melalui media online. Agussalim memacu semangat para nelayan untuk belajar internet yang bisa dilakukan melalui smartphone yang juga banyak dimiliki nelayan. Selain itu widyaiswara BPPP Ambon ini juga menyampaikan tentang pentingnya jiwa wirausaha dimiliki oleh setiap pelaku utama bidang perikanan, karena dengan pengetahuan wirausaha, maka produk yang dihasilkan oleh nelayan bisa dijual dengan nilai yang layak, selain itu pengetahuan wirausaha juga akan membangkitkan kreativitas dan inovasi usaha para nelayan untuk membuat diversifikasi produk hasil tangkapan atau budidaya mereka.