Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Category: Perikanan

Ekstrak Ikan Gabus untuk Maag dan Gastritis

1. Asam Lambung, Maag, GERD dan Gastritis

Kalangan masyarakat awam mengenal istilah yang beragam terkait penyakit yang berhubungan dengan lambung. Pada umumnya orang familiar dengan sebutan maag, asam lambung, dan ada pula yang menyebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan dalam ilmu kedokteran terdapat istilah gastritis. lalu apa perbedaannya? Menurut alodokter.com, sakit maag merupakan istilah umum yang digunakan di Indonesia untuk menggambarkan nyeri akibat saluran cerna sedangkan gastritis merupakan bagian dari sakit maag. Karena sakit maag sering disebabkan gastritis, sakit maag sering kita sebut juga dengan gastritis. sedangkan GERD menurut spesialisasamlambung.com, penyakit ini disebabkan naiknya asam dari lambung menuju esofagus atau kerongkongan. Penderita GERD hampir pasti adalah penderita Maag.

2. Apa Penyebabnya?

Gastritis adalah proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis karena dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres, (Tussakinah, 2017).

Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat sementara. Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis merupakan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih sering. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung dan berisiko berkembang menjadi kanker, (alodokter.com/gastritis).

Lalu bagaimana peradangan pada dinding lambung terjadi? Dinding lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa lambung. Hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung antara lain karena infeksi bakteri, dan jenis bakteri yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori, (alodokter.com/gastritis).

3. Helicobacter pylori Selaku Biangnya

Helicobacter pylori adalah bakteri Gramnegatif yang ditemukan pada permukaan epitel lambung dan dapat menginfeksi sekitar 50% dari populasi umum. H. pylori adalah bakteri mikroaerob, flagela, dengan batang melengkung, panjang 13 μm, lebar 0,30,6 μm. Bakteri ini memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap suasana asam. Bakteri H. pylori merupakan penyebab utama terjadinya gastritis kronik yang dapat menimbulkan komplikasi berupa 90% tukak duodenum, 80% tukak lambung, keganasan lambung dan mucosa associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma. Prevalensi gastritis oleh karena H. pylori meliputi sekitar 50% penduduk bumi, dimana kebanyakan di negaranegara dunia ketiga dengan angka kejadian sekitar 80% 90%, kontras dengan negaranegara maju yang hanya sekitar 2050% (Leja et al., 2016 dalam Yulizal, 2020).

Bakteri H. pylori dalam bentuk biofilm lebih tahan terhadap anti bakteri atau lebih reaktif terhadap molekul yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Diperkirakan bahwa bakteri biofilm bisa sampai ribuan kali lebih tahan terhadap anti bakteri daripada bakteri planktonik (Attaran, Falsafi, & Ghorbanmehr, 2017 dalam Yulizal, 2020 ). Sangat sulit untuk menghilangkan H. pylori dari mukosa lambung, oleh karena biasanya infeksi H. pylori ini menjadi persisten. Hal ini disebabkan kemampuan H. pylori dalam mempengaruhi respon imun, agar dapat menghindari eliminasi dan mengurangi regulasi kerusakan jaringan (Niu et al., 2020 dalam Yulizal, 2020).

4. Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Solusi Komplit

Channa striata atau ikan gabus ialah sejenis ikan predator yang banyak dikonsumsi. Ekstrak Channa striata merupakan sumber protein hewani yang dipercaya mengandung nutrisi yang penting dalam meningkatkan stamina tubuh setelah persalinan, operasi, proses penyembuhan setelah menderita penyakit tertentu, anti inflamasi, anti oksidan, anti tukak lambung, anti bakteri dan anti jamur secara in vitro. Kandungan nutrisinya terdiri atas protein, terutama albumin dan asam amino esensial, asam lemak esensial, mineral khususnya zink/seng (zn) dan beberapa vitamin yang berguna untuk kesehatan (Mustafa et al., 2012 dalam Yulizal 2020).

Channa striata mengandung asam lemak esensial, seperti omega 6 dan omega 3. Omega 3 merupakan asam lemak yang bersifat anti inflamasi yang dapat meningkatkan proliferasi limfosit, aktivitas sel natural killer (NK), aktivasi makrofag, IL-1, IL-2, TNF-α dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang dibutuhkan untuk mempercepat eradikasi bakteri H. pylori dan penyembuhan (J. M. Park et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Channa striata selain dikenal sebagai sumber asam amino dan asam lemak yang cukup lengkap, juga mengandung mineral dan beberapa vitamin diantaranya seng, magnesium, kalsium, fosfor, vitamin A,B, D dan E (Asfar, Tawali, & Mahendradatta, 2014). Pasien gastritis pylori sering disertai dengan defisiensi mikronutrient seperti seng (zincum), besi (ferrum), selenium (Se), vitamin A, B kompleks, C, D dan E (Ozturk et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Mineral dan vitamin yang terkandung pada ekstrak Channa striata ini diperkirakan berperan meregulasi berbagai jenis respon imun yang sangat diperlukan untuk melawan bakteri pada keadaan infeksi (Shafri & Manan, 2012 dalam Yulizal, 2020). Hasil penelitian Yulizal (2020) mendapatkan bahwa pemberian kombinasi rejimen standar eradikasi dan ekstrak Channa striata menghasilkan tingkat eradikasi yang sempurna (100%), dimana tidak dijumpai pertumbuhan bakteri H. pylori pada saat uji keberhasilan eradikasi.

5. Mengatur Pola Makan dan Manajemen Stres

Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat asam lambung meningkat. Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.
Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam
lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja berat, panik, tergesagesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Seseorang yang sudah menderita gastritis apabila dalam keadaan stres dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan gastritis. Oleh karena itu pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan relaksasi yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat stres pada seseorang sehingga akan membantu dalam upaya perawatan dan pencegahan kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Setelah kita mengetahui tentang gastritis, maka kita bisa mulai melakukan pencegahan atau pengobatan melalui pengaturan pola makan, menghindari makanan dan minuman yang bisa memicu kekambuhan gastritis, manajemen stress dan mengkonsumsi obat. Alternatifnya termasuk mengkonsumsi ikan gabus baik yang diolah secara tradisional seperti dimasak atau digoreng maupun yang sudah dalam bentuk suplemen seperti kapsul maupun cairan esktrak ikan gabus, secara teratur. Terkhusus untuk suplemen atau obat tradisional ekstrak ikan gabus, terdapat banyak pilihan yang bagus. Salah satu produk ekstrak Channa striata yang beredar di pasaran ialah Galibumin Kutuk®. Kapsul (@400 mg) maupun cairan (@40 ml) ekstrak ikan gabus produksi CV Ghalib Fish Abadi ini telah dipasarkan secara nasional oleh agen pemasaran yang tersebar di tanah air. Produk ini sudah memenuhi syarat standarisasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) dari BPOM RI, juga telah melewati uji laboratorium lengkap terkait kandungan albumin, protein, Ca, Fe, Zg dan kadar logam berat yang sesuai standar dari BPOM RI. Juga telah melewati uji aspek BKO (bahan kimia obat), aspek mikrobiologi dan aspek fisika, sehingga bebas dari faktor kontaminan serta aman dikonsumsi. Oleh karenanya produk ini dinyatakan bisa diedarkan buat membantu kesehatan dan peningkatan gizi masyarakat melalui ijin edar dari BPOM RI.

Agussalim

 

Referensi :

alodokter.com/gastritis

spesialisasamlambung.com

Tussakinah, Widiya (2017).  HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRES TERHADAP KEKAMBUHAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAROK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2017. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Yulizal, 2020. PENGARUH EKSTRAK IKAN GABUS (Channa striata Bloch.) DAN REJIMEN ERADIKASI TERHADAP EKSPRESI
MACROPHAGE MIGRATION INHIBITORY FACTOR DAN KADAR ASYMMETRIC DIMETHYLARGININE PADA TIKUS MODEL GASTRITIS PYLORI. Disertasi Program Doktor, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN.

Ikan Gabus untuk Pencegahan Stunting dan Siklus Ekonomi Baru

Stunting atau kekerdilan yang sering dialami bayi dan anak-anak karena kekurangan gizi banyak menjadi persoalan di negara berkembang. Kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat menjadi salah satu faktor pemicunya. Oleh karena hal itu berhubungan dengan masa depan generasi sebuah bangsa, maka pemerintah tidak boleh tinggal diam dan membiarkan kondisi tersebut terus terjadi, karena akan membahayakan bangsa itu sendiri di masa depan. Maka sebagai negara yang ingin memastikan masa depan generasi penerusnya cemerlang, maka pemerintah kita memprogramkan pengentasan stunting sejak tahun 2015 melalui RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pengantarnya pada dokumen Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting) Periode 2018 – 2024. Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah Lima Tahun), sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1.000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.

1. Intervensi Gizi untuk Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting merupakan program nasional yang melibatkan berbagai lembaga kementerian dan setingkat kementerian. Di dalamnya terdapat banyak intervensi gizi spesifik dengan kelompok sasaran tidak hanya kepada bayi dan anak, tetapi juga kepada ibu hamil, ibu menyusui, bahkan kepada remaja dan wanita usia subur. Bentuk intervensi prioritas yang dilakukan antara lain pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin, suplementasi tablet tambah darah, tata laksana gizi buruk akut, serta pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut. Intervensi penting lainnya berupa pemberian suplemen vitamin A, kalsium, taburia, zinc, imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS), dan pencegahan HIV, kecacingan serta perlindungan dari malaria, (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018).

2. Kandungan Ikan Gabus untuk Gizi Bayi dan Ibu Hamil

Dikutip dari laman www.popmama.com/baby/7-12-months/, di dalam 100 gram ikan gabus mengandung sebanyak 69 kalori, 25,2 gram protein, 1,7 gram lemak, 0,9 miligram zat besi, 62 miligram kalsium, 76 miligram fosfor, 150 miligram vitamin A, 0,04 miligram vitamin B, dan 69 miligram air. Semua kandungan tersebut sangat baik untuk dikonsumsi oleh bayi saat masa MPASI (makanan pembantu ASI). Kandungan protein dalam ikan gabus dapat membantu proses pembentukan sel tubuh dan otot. Ketika si Kecil mengonsumsi ikan gabus, maka si Kecil akan mendapatkan asupan protein untuk otot dan tulang. Selain itu juga protein dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi si Kecil. Protein yang terdapat pada ikan gabus juga memiliki fungsi untuk mencerna dan melepaskan asam ke dalam darah yang akan dinetralkan oleh tubuh dengan kalsium. Jika si Kecil rutin mengonsumsi ikan gabus, tubuhnya juga akan kuat untuk melawan berbagai penyakit, khususnya yang diakibatkan adanya perubahan cuaca.

Ikan gabus mengandung protein albumin yang tinggi untuk membantu pencegahan gizi buruk pada anak dan ibu hamil. Di dalam 100 gram ikan gabus terdapat banyak nutrisi dan gizi yang sangat penting untuk kesehatan si Kecil. Usianya yang masih balita membuat tubuhnya rentan terkena berbagai penyakit. Oleh karena itu si Kecil membutuhkan asupan yang dapat membuat tubuhnya kuat untuk melawan virus dan bakteri. Ikan gabus memiliki kandungan zinc yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Sehingga si Kecil akan lebih kuat untuk melawan virus dan bakteri yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Kandungan mineral pada ikan gabus juga berguna untuk sintesis DNA, tumbuh kembang bayi, dan pertumbuhan sel yang akan membuat si Kecil bertumbuh dengan baik.

3. Ikan Gabus Sebagai Bahan Baku Lokal dan Siklus Ekonomi Baru

Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, dengan mempercepat diversifikasi pangan berbasis sumber daya pangan lokal, merupakan salah satu strategi pencegahan stunting (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018). Salah satu sumber pangan lokal yang potensial adalah ikan gabus. Ikan gabus dengan nama latin Channa sriata tersebar hampir di seluruh perairan umum di tanah air, dengan nama lokal yang beragam. Kabar baiknya, survival rate atau ketahanan hidup ikan gabus di alam sangat tinggi, dan selain tersedia di alam, ikan ini juga bisa dibudidayakan oleh pembudidaya ikan. Ikan ini juga sudah dikenal oleh masyarakat secara turun temurun sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit, bagi semua golongan usia. Meskipun di sebagian daerah ikan ini sudah dieksploitasi tetapi di sebagian daerah yang lain potensinya nyaris belum dikelola sama sekali. Sehingga juga potensial untuk menjadi sumber nutrisi pencegahan  stunting dan peningkatan gizi anak.

Melalui pengelolaan ikan gabus menjadi sumber gizi untuk pencegahan stunting, maka akan tercipta sebuah siklus ekonomi baru, dimana pangan dan gizi keluarga diperoleh dan dikelola dari sumberdaya lokal, dan dimanfaatkan untuk pencegahan stunting anak-anak masyarakat setempat. Selain menumbuhkan ekonomi pelaku penangkap ikan dan pembudidaya ikan gabus, juga ekonomi pengolah ikan gabus, baik yang skala tradisional seperti ikan gabus kering, maupun skala industri seperti pengolahan ekstrak ikan gabus menjadi suplemen kesehatan atau obat tradisional. Di sisi lain, hal ini tentu saja bisa menghemat anggaran negara dalam hal penyediaan suplemen yang akan disalurkan dalam program pencegahan stunting, terutama jika suplemen tersebut berasal dari luar negeri atau berharga mahal.

Stunting sebagai sebuah masalah nasional yang sudah diprogramkan untuk ditangani dengan pelibatan banyak sektor, sudah selayaknya jika mendapat perhatian banyak pihak, termasuk di antaranya akademisi dan praktisi perikanan. Seperti diketahui bahwa salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini adalah “Kampung Ikan”. Program nasional pencegahan stunting akan menjadi hulu dari kampung ikan gabus jika dikoneksikan. Ikan-ikan gabus yang dibudidayakan akan sepenuhnya terserap pasar jika dekelola menjadi pangan sumber gizi penanganan stunting, sehingga masyarakat akan lebih semangat karena berada dalam sebuah siklus ekonomi baru, sumber pendapatan baru, di tengah sulitnya situasi ekonomi karena pandemi saat ini.

Agussalim (Trainer pada Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Esktrak Ikan Gabus Untuk Penderita Diabetes

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, kiranya semboyan bijak tersebut penting untuk kita tetap terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun keluarga, terutama dalam hal kesehatan. Mengapa demikian? kita semua sadar di masa pandemi ini, fokus perhatian kita banyak tercurah terhadap kesehatan. Biaya yang dibutuhkan untuk mencegah jauh lebih murah dibanding mengobati, bahkan alokasi anggaran negara sekalipun, yang terbesar saat ini adalah untuk biaya sektor kesehatan.

Salah satu dari 8 Penyakit Bawaan atau Komorbid Covid-19 yang Perlu Diwaspadai (Kompas.com – 31/07/2021) yang banyak diderita oleh sesama warga bangsa kita adalah penyakit gula atau diabetes melitus. Menurut Mahardini Nur Afifah, dalam artikel tersebut, penyakit diabetes yang tidak terkontrol bisa melemahkan daya tahan tubuh dan menimbulkan kerusakan berbagai organ vital. Penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 berisiko fatal karena infeksi virus corona juga meningkatkan risiko komplikasi berbahaya seperti ketoadiosis dan infeksi yang meluas atau sepsis.

1. Apa Penyebab Diabetes?

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2016, penyakit diabetes adalah penyebab kematian tertinggi ke-4 di Indonesia. Bahkan data pada tahun 2017, terdapat sebanyak 425 juta orang pengidap penyakit diabetes di seluruh dunia, dan Indonesia menempati urutan ke-6 dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, dan diperkirakan akan terus meningkat, kenapa? karena masyarakat Indonesia cenderung menyukai makanan dan minuman yang manis yang mengandung banyak gula. Dan juga, makanan pokok Indonesia adalah nasi putih, (sopjepang.com/guladarah).

Sumber makanan manusia memiliki 3 komponen besar yaitu: Protein, Karbohidrat dan Lemak. Ketika kita makan makanan berkabohidrat seperti nasi putih dan gula, karbohidrat tersebut akan menjadi glukosa. Lalu glukosa akan masuk ke dalam 2 tempat tubuh manusia yaitu sel dan darah. Jika glukosa masuk ke sel, glukosa tersebut akan menjadi energi, tapi jika glukosa terlalu banyak masuk ke darah, akan menyebabkan gula darah tinggi, lalu pankreas (yang menghasilkan hormon pankreas atau insulin, yang berfungsi memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel) akan bekerja lebih keras dan lama-lama akan rusak, yang berujung DIABETES. Jadi penyebab utama gula darah tinggi walaupun Anda sudah berusaha menjaga pola makan, adalah kerusakan jaringan sel pada pankreas. Itulah kenapa orang yang sering makan manis lebih cenderung terkena diabetes, (sopjepang.com/guladarah).

Selain karena faktor makanan, sebagian artikel ada yang menyebutkan tentang faktor keturunan dan obesitas yang juga bisa menjadi penyebab diabetes, tetapi di sini kita tidak membahas hal tersebut secara lebih rinci.

 

2. Bagaimana Mencegah Diabetes?

Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka kita bisa memikirkan cara mencegahnya agar tidak sampai mengalami kerusakan pankreas yang berujung pada sakit diabetes. Menghindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih dan gula adalah solusi utama mencegah kerusakan pankreas. Selain itu tentu saja pola hidup sehat harus menjadi pilihan pola hidup sehari-hari kita, karena jika sudah terlanjur kena diabetes tetap harus menempuh sebuah pola hidup sehat yang tentu jauh lebih sulit dibanding saat masih bebas dari diabetes.

Cara mencegah diabetes antara lain: menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi seimbang, mengurangi konsumsi gula/makanan manis, menjaga porsi makan, banyak minum air putih, memperbanyak aktivitas fisik, rutin olahraga, berhenti merokok, dan konsumsi suplemen mineral, (hellosehat.com/diabetes/tipe-2/cara-mencegah-diabetes).

Terkait mengenai suplemen kesehatan untuk menjaga pankreas dan organ tubuh kita sehat pada umumnya, disarankan untuk mengenali dengan baik kandungan supkemen kesehatan tersebut. Salah satu suplemen yang bisa menjadi pilihan Anda adalah suplemen berbahan herbal yang berfungsi merawat organ tubuh, dan efektif menyembuhkan luka atau memulihkan organ yang rusak.

 

3. Ekstrak Ikan Gabus untuk Pengobatan Diabetes

Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuktikan, bahwa ekstrak Ikan Gabus dapat menjadi obat penyakit diabetes. Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan penelitian pada hewan uji. Hasil yang didapat pada hewan uji, ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak. Menurut Dr. Dewi Hidayati, S.Si, M.Si, “Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal,” jelasnya, (amp.kompas.com/health/read/2016/04/03).

Kandungan utama ekstrak ikan gabus adalah albumin, yang selama ini dikenal sebagai obat yang efektif untuk penyembuhan luka, dan merawat pembuluh darah serta sebagai transport nutrisi dalam darah. Yang penting diperhatikan  saat Anda memutuskan untuk mengkonsumsi ekstrak ikan gabus adalah, apakah ekstrak ikan gabus yang dikonsumsi telah melewati uji laboratorium. Hal ini penting karena menngindikasikan tentang kandungan gizi, baik protein maupun albuminnya tinggi, dan kandungan patogen seperti bakteri serta zat berbahaya di dalamnya seperti logam berat berupa arsen (As) kadmium (Cd) merkuri (Hb) dan timbal (Pb)  memenuhi standar yang disyaratkan Badan POM RI. Oleh karenanya kata kunci yang perlu diperhatikan saat akan mengkonsumsi suplemen ekstrak ikan gabus adalah apakah produk tersebut telah memiliki ijin edar dari BPOM atau tidak. Jika iya berarti produk tersebut telah memenuhi standar yang dipersyaratkan sehingga aman dikonsumsi dan mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Agussalim, S.Pi, M.Si (Widyaiswara pada Balai Latluh Perikanan Ambon, BRSDM KP, KKP)

Albumin Ikan Gabus untuk Imunitas dan Pemulihan Kesehatan

Ikan gabus atau sering dikenal dengan nama latinnya Channa sriata merupakan spesies ikan predator yang memangsa biota perairan di habitatnya seperti kecebong, katak, ikan, serangga, dan biota kecil lainnya. Di berbagai daerah di tanah air, ikan ini memiliki beragam nama lokal seperti, haruan di Kalimantan, kutuk di Jawa, kanjilo di Sulawesi, jilo di Maluku dan masih banyak lagi nama lokal lainnya di tanah air.

Kandungan utama ikan gabus adalah albumin. Dikutip dari hellosehat.com, ikan gabus terkenal akan kandungan albumin, yakni protein di plasma darah yang fungsinya menjaga cairan dalam darah tidak bocor ke jaringan lain. Protein ini juga membantu membawa berbagai zat ke seluruh tubuh, seperti hormon, vitamin, dan enzim.

Dari sekian banyak manfaat yang terkandung pada ikan gabus, terdapat manfaat yang sangat bersesuaian dengan kebutuhan masyarakat saat ini yang sedang dilanda pandemi. Manfaat apakah yang dimaksud? Simak penjelasan singkat berikut ini :

1. Meningkatkan Imunitas dan Pemulihan Pasca Operasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah Sri Wahyuni, Yuly Peristiowati dan Sandu Siyoto terhadap 20 orang pasien di Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung, menunjukkan bahwa awalnya seluruh responden memiliki kadar albumin kurang (< 3,5 g/dl), dan setelah diberikan (albumin) ikan kutuk kadar albuminnya menjadi 17 responden meningkat menjadi normal (3,5-5 g/dl) dan 3 orang responden meningkat menjadi lebih (> 5 g/dl). Menurut mereka fungsi albumin antara lain sebagai respon kekebalan tubuh terhadap infeksi, sehingga albumin berperanan penting dalam proses penyembuhan luka. Kadar albumin yang rendah memperlambat respon kekebalan tubuh dalam menghadapi infeksi sehingga proses penyembuhan luka menjadi terlambat, (media.neliti.com).

2. Meningkatkan Imunitas Pasca Stroke

Berdasarkan hasil penelitian Kasim dkk (Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 13 No 3 – Januari 2017 (91-98)) menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara suplementasi ekstrak ikan gabus dengan peningkatan status gizi dan imunitas pada pasien stroke. Demikian juga dengan status gizi berdasarkan kadar albumin yang tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, tetapi terjadi peningkatan kadar albumin darah yang lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengukuran status imunitas terdapat perbedaan yang bermakna yaitu terjadi peningkatan uji fungsi imun TLC dan terjadi penurunan faktor inflamasi TNFα pada pasien stroke selama 14 hari.

3. Meningkatkan Imunitas Pada Anak

Kadar albumin normal dalam tubuh antara 3,5 4,5. Bila kurang dari itu dapat menunjukkan masalah pada tubuh, utamanya masalah gizi, karena zat gizi yang dibawa dalam darah sangat kurang sehingga tidak bisa memberi gizi pada sel sehingga anak akan kekurangan gizi, selain itu dapat berdampak terhadap kekebalan tubuh yang menjadi sangat rendah sehingga anak mudah sakit. Tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Letaknya berada di dalam otot, bila cadangan albumin ini diambil secara terus menerus, anak akan mengalami gangguan berat badan dengan terlihat sangat kurus dan tubuh tidak bugar. Bila kadar albumin di dalam tubuh tercukupi, selain daya tahan tubuh meningkat, proses penyembuhan penyakit pun lebih cepat. Kelebihan albumin disimpan dalam jaringan lemak yang tidak berbahaya bagi tubuh. Kasus orang yang mengalami kelebihan albumin jarang sekali ditemukan, (Harianti, http://stitek-balikdiwa.ac.id)

Selain mengonsumsi ikan gabus secara rutin, manfaat albumin untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh bisa diperoleh dengan mengonsumsi suplemen albumin ikan gabus. Yang penting diperhatikan saat memilih suplemen adalah apakah sudah  terdaftar di BPOM  atau belum. Jika sudah terdaftar, berarti sudah terjamin keamanan dan mutunya.

Keterampilan Pengambilan Data Biofisik Bawah Air dan Manfaatnya untuk Pengelolaan Wilayah Perairan

Oleh: Agussalim

PENDAHULUAN

 a. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beribu pulau yang terbentang dari ujung barat di Pulau Weh, Sabang, sampai ke ujung timur di Merauke. Hal itu berarti bahwa Indonesia didominasi oleh perairan, dimana sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh air. Jika dilihat sebagai potensi, maka bisa disimpulkan bahwa potensi terbesar Indonesia terletak pada perairannya. Namun, pengelolaan potensi selama ini lebih banyak difokuskan pada pengelolaan wilayah daratan dan masih sangat banyak potensi perairan yang belum dikelola dengan baik bahkan belum diidentifikasi dan dikenali dengan baik.

Kekurangan identifikasi terhadap potensi perairan terutama disebabkan oleh masih minimnya pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi kekayaan potensi bawah air serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk operasional pemantauan. Selain itu faktor teknologi juga sangat memegang peranan penting. Teknologi tepat guna untuk bawah air di Indonesia harus diakui memang masih sangat minim, sehingga hasil-hasil riset dan pengelolaan sumberdaya pun masih terbatas.

Langkah yang harus segera dilakukan adalah meningkatkan skill dan pengetahuan masyarakat terutama kepada praktisi yang senantiasa berhubungan dengan perairan. Skill yang pertama dan utama adalah keterampilan mengambil data di dalam perairan. Selanjutnya menyiapkan teknologi yang tepat untuk mengeksplorasi potensi bawah air berdasarkan data yang telah ada. Eksplorasi potensi yang berbasis data bawah air tidak terbatas pada pengambilan sumberdaya untuk diolah dan dipasarkan tetapi juga bisa berarti upaya pemanfaatan untuk tujuan lain yang akan dinikmati oleh masyarakat baik lokal maupun internasional. Selain untuk eksplorasi, data bawah air juga bisa menjadi rujukan untuk penerbitan peraturan perlindungan terhadap spesies tertentu yang terancam mengalamin kelangkaan atau kepunahan, juga menjadi rujukan untuk penetapan suatu kawasan menjadi kawasan lindung, kawasan konservasi atau taman laut dan sejenisnya.

SDM yang memiliki skill pengambilan data bawah air masih sangat minim jumlahnya di nusantara, jika dibandingkan dengan luasnya wilayah perairan di tanah air. Hal ini disebabkan karena jarangnya dilaksanakan pelatihan semacam itu. Masyarakat harus dimotivasi dan difasilitasi untuk mendapatkan skill semacam ini. Dengan demikian nantinya akan tersedia semakin banyak data tentang potensi bawah air yang kita miliki sehingga perencanaan pembangunan nasional bisa menyentuh kepada aspek detail yang terdapat di dalam perairan.

 

b. Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya skill dan pengetahuan tentang cara pengambilan data bawah air. Informasi yang dihasilkan dari pemantauan biofisik bawah air akan menjadi referensi pengambilan keputusan bagi pemerintah, pengelola kawasan konservasi perairan, penelitian ilmiah, dan menjadi bahan sharing data internasional untuk kebijakan pengelolaan global.

 

II. PENTINGNYA PEMANTAUAN DATA BIOFISIK BAWAH AIR

 

Posisi penting Indonesia sebagai pusat berbagai eksosistem bawah air menjadi salah satu alasan pentingnya memiliki data biofisik bawah air yang diperoleh melalui program pemantauan. Apalagi mengingat bahwa saat ini ada kebutuhan untuk sharing data pada tingkat internasional. Data biofisik bawah air sangat penting untuk membantu pengambilan keputusan seputar pengelolaan kawasan yang berhubungan lingkungan perairan. Untuk memperoleh data tersebut diperlukan keahlian dalam melakukan pemantauan dan pengambilan data. Oleh karenanya dibutuhkan tenga-tenaga lapangan yang terlatih.

Banyak daerah perairan penting di tanah air yang membutuhkan pemantauan terhadap kondisi bawah airnya, terutama di wilayah-wilayah yang didominasi oleh perairan. Sebagian kota di tanah air juga berada di pesisir dan bahkan banyak terjadi reklamasi untuk perluasan kota. Bahkan di beberapa kota, seperti misalnya Kota Ambon, aktivitas di sekitar perairannya begitu padat mulai dari pertanian di pesisir, industry, pelayaran, penangkapan ikan, budidaya, maupun kegiatan rekreasi. Di beberapa titik di Teluk Ambon juga terdapat spot penyelaman. Bila dilakukan pemantauan biofisik bawah air maka akan sangat banyak informasi yang diperoleh yang sangat berguna untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan daerah.

 

a. Pentingnya Pemantauan

Terdapat tiga aspek utama yang harus terpenuhi dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil atau KKP3K yang efektif. Tiga aspek tersebut yakni aspek tata kelola, aspek sosial ekonomi dan budaya, serta aspek biofisik. Tata kelola di antaranya meliputi peningkatan SDM, kelembagaan dan administrasi, aturan, infrastruktur, kemitraan, jejaring dan pendanaan, serta monitoring dan evaluasi. Aspek sosial ekonomi dan budaya meliputi pengembangan sosial ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, pelestarian adat dan budaya serta monitoring dan evaluasi. Sedangkan aspek biofisik meliputi perlindungan serta rehabilitasi habitat dan populasi ikan, pemanfaatan sumberdaya ikan, penilitian dan pengembangan, pariwisata alam dan jasa lingkungan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring dan evaluasi. Hal di atas tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.30 Tahun 2010.

Untuk memenuhi aspek biofisik tersebut maka dibutuhkan data tentang kondisi biofisik pada kawasan-kawasan yang dikelola. Data biofisik awal akan menjadi data dasar atau T0 yang akan menjadi patokan penilaian data berikutnya. Data biofisik yang diperoleh dari pemantauan juga akan menjadi bahan untuk building blocks (bangunan balok)  dan menjadi indikator tahapan building blocks sebuah kawasan perairan yang dikelola. Pada tahap inisiasi sampai pengelolaan sumberdaya secara minimum KKP, yang ditandai dengan warna merah kuning dan hijau pada building blocks, bisa saja kawasan tersebut belum memiliki data biofisik (T0) sama sekali. Sedangkan pada tahapan pengelolaan secara optimum yang ditandai dengan blok berwarna biru, kawasan sudah harus memiliki data habitat, fisika kimia dan populasi biota target. Hal ini berarti data biofisik menjadi salah satu ukuran utama perkembangan pengelolaan kawasan dan menjadi kriteria untuk monitoring dan evaluasi pengelolaan.

Pertanyaannya kemudian, adakah dasar hukum yang mewajibkan perlunya dilakukan pemantauan? Jawabannya ada, yakni Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (Pasal 8-11), PP No.28 Tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan pelestarian alam dan kawasan suaka alam (Pasal 26), PP No.60 tahun 2007 tentang Konservasi sumberdaya ikan, Permen KP No.2 tahun 1999 tentang Tata cara penetapan, dan Permen KP No.30 tahun 2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan.

Lalu aturan apa yang menjadi acuan kegiatan pemantauan yang dilakukan? Jawabnya ada, yakni Kepmen Lingkungan Hidup (LH) No.04 tahun 2001 tentang kriteria baku kerusakan terumbu karang, Kepmen LH No.115 tahun 2003 Pedoman Penentuan Status Mutu Air, Kepmen LH No.51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, Kepmen LH No. 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Dalam Kepmen LH No. 04 tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang diuraikan tentang persentase baku untuk menilai kondisi kerusakan terumbu karang. Kriteria rusak buruk jika persentase tutupan karang 0-24,9%, rusak sedang jika tutupan karang berkisar antara 25-49,9%. Kondisi karang baik jika tutupan karang 50-74,9% dan baik sekali ketika tutupan karang 75-100%. (www.menlh.go.id)

Sedangkan baku mutu mangrove menurut Kepmen LH No.201 Tahun 2004 tentang Kriteria baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove adalah kriteria Baik sangat padat jika persentase penutupan adalah lebih besar atau sama dengan 75% dengan kerapatan lebih dari atau sama dengan 1.500 pohon/ha. Kriteria baik sedang jika persentase penutupan mangrove lebih dari 50% sampai di bawah 75% dengan kerapatan antara 1000 sampai 1.500 pohon/ha. Sedangkan jika tutupan persentase mangrove kurang dari 50% atau kerapatan kurang dari 1000 pohon/ha maka kondisinya termasuk jarang atau rusak. (www.menlh.go.id)

Kepmen Lingkungan Hidup No.200 tahun 2004, menjelaskan tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Kriteria baik kaya/sehat jika persentase penutupan lamun lebih besar sama dengan 60%. Kriteria kurang kaya/kurang sehatng jika persentase penutupan lamun antara 30% sampai 59.9%. Sedangkan jika tutupan persentase lamun kurang dari 29.9%, maka kondisinya termasuk rusak miskin. Sedangkan kriteria baku kerusakan padang lamun menurut Kepmen LH No.200 jika luas area kerusakan lebih kecil dari 29.9% termasuk kategori kerusakan rendah, kerusakan dengan luas area antara 30% sampai 49.9% masuk kategori kerusakan sedang dan kerusakan sebesar 50% ke atas termasuk kategori tingkat kerusakan tinggi. (www.menlh.go.id)

 

b. Pentingnya Data Biofisik Bawah Air

Data biofisik bawah air meliputi dua hal utama yakni data bio (hidup) yang meliputi seluruh organisme hidup di bawah air dan data fisika kima air yang meliputi salinitas, visibility, pH air, suhu, sedimen, dan arus. Dalam kerajaan (kingdom) hewan/Animalia banyak fhylum yang terapat di bawah air. Menurut Wikipedia, Hewan atau animal yang kita kenal selama ini merupakan kelompok hewan bersel banyak (Metazoa)dapat dibagi manjadi beberapa kelompok filum/phylum yaitu Protozoa, Porifera, Coelenterata, Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.

Protozoa adalah kelompok hewan bersel satu. Porifera adalah jenis hewan berpori yang habitat umunya di air laut atau tawar. Coelenterata adalah kelompok hewan berongga, dalam daur hidupnya dapat hidup sebagai polip atau medusa. Coelenterata terdiri atas dua filum, yaitu Ctenophora dan Cnidaria. Vermes adalah anggota kelompok dari cacing. Yang termasuk dalam filum ini antara lain Platyhelminthes atau disebut juga cacing pipih, Nematoda atau disebut juga cacing gilik, dan Annelida disebut juga cacing gelang. Mollusca atau disebut juga hewan lunak memiliki mantel yang dapat membentuk cangkang. Arthropoda adalah hewan dengan ciri khusus, yaitu kaki beruas-ruas. Echinodermatdisebut juga hewan berkulit duri. Tubuhnya tidak bersegmen-segmen tetapi berduri dan hidup di laut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Filum_hewan)

Begitu banyak fauna yang terdapat di dalam air yang tidak akan pernah kita ketahui komposisi dan perubahannya dengan seksama tanpa adanya data yang diperoleh melalui aktivitas pemantauan bawah air. Perubahan kondisi ekosistem di dalam air tidak bisa dilepaskan dari pengaruh aktivitas atau keadaan yang ada di sekitarnya termasuk pada permukaan air. Banyaknya limpasan limbah yang terbawa bersama air sungai yang mengalir ke laut akan berpengaruh terhadap visibility, pH dan salinitas air laut. Pengaruh terhadap faktor fisik air tersebut selanjutnya akan berpengaruh terhadap kehidupan biota-biota perairan. Demikian pula pengaruh limbah pupuk pertanian yang mengalir sampai di perairan akan menyebabkan pengaruh terhadap biota laut tertentu yang secara langsung mempengaruhi rantai makanan dalam perairan.

Biofisik bawah air memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga untuk mengetahui laju perubahan dan penyebab perubahan ekosistem dibutuhkan data biofisik dari seluruh komponen yang saling terkait tersebut. Dari data itu pula dapat dirumuskan cara mengatasi atau mencegah sebuah perubahan lingkungan sehingga daya dukung dan keseimbangan lingkungan dapat dipertahankan. Untuk mengukur perubahan maka dibutuhkan data awal atau T0 saat pertama kali pengambilan data dan menjadi acuan seberapa besar perubahan pada saat pengambilan data berikutnya.

Prinsip yang perlu dipegang dalam pengambilan data bawah air adalah pengambilan data awal dan data monitoring harus dilakukan pada posisi yang sama. Penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan Global Positioning System atau GPS. Jarak deviasi yang masih dalam batas toleransi maksimal 5 meter. Person yang melakukan pemantauan bisa berbeda, yang terpenting posisi dan metode pemantauan sama. Dengan demikian perubahan bisa terlihat dengan jelas karena objek yang diamati sama.

 


III. KETERAMPILAN PENGAMBILAN DATA BIOFISIK BAWAH AIR

Pengambilan data biofisik bawah air sepintas terlihat sederhana dan mudah. Memang tidak terlalu sulit, tetapi paling tidak pengambil data bawah air membutuhkan empat keterampilan utama yakni keterampilan menyelam (keterampilan snorkeling tidak cukup untuk mengambil data dg akurat apalagi untuk kedalaman tertentu), keterampilan mengidentifikasi biota perairan (memahami takzonomi hewan laut), keterampilan mengukur aspek fisik air laut dan keterampilan mengestimasi ukuran ikan. Keempat keterampilan tersebut menjadi syarat keberhasilan pengambilan data bawah air bisa dilakukan dengan akurat.

  1. Keterampilan menyelam

Menyelam adalah aktivitas bawah air dengan menggunakan alat selam berupa masker, baju renang, sepatu selam dan fin (kaki katak), tabung udara, rompi BC (bouyancy compensator) yang berfungsi sebagai pelampung serta penggunaan pemberPeralatan selam dan bagian tubuhat, dan alat-alat lainnya (lihat gambar di bawah). Keterampilan menyelam termasuk di dalamnya keterampilan berenang atau bergerak di dalam badan air. Keterampilan menyelam juga meliputi keterampilan menggunakan alat-alat selam seperti menggunakan bernafas dalam air, penggunaan masker, penyesuaian terhadap kedalaman, membaca penunjuk kedalaman dan stok tabung serta kompas, dan penggunaan rompi pelampung atau BC (Bouyancy Compensator), penggunaan fins, serta penggunaan safety sausage (penanda untuk naik ke permukaan). Keterampilan menyelam juga meliputi keterampilan mengatasi masalah dalam penyelaman misalnya ada masalah dengan peralatan dan sebagainya. Keterampilan membaca isyarat dalam air juga sangat penting, sebagai alat komunikasi sesama penyelam. Dan hal prinsip yang tidak boleh dilupakan adalah jangan pernah menyelam sendirian (never dive alone). Selain itu masih ada keterampilan lainnya yang harus dikuasai seorang penyelam agar bisa menyelam dengan selamat dan bisa mengambil data bawah air dengan baik dan benar.

2. Keterampilan mengidentifikasi biota perairan

Keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh seorang pemantau data biofisik bawah air adalah kemampuan mengidentifikasi biota perairan. Kemampuan mengidentifikasi biota perairan dilandaskan pada pengetahuan tentang takzonomi hewan perairan seperti jenis-jenis ikan, jenis-jenis karang, jenis-jenis avertebrata perairan dan sebagainya. Biota-biota perairan tersebut sangat banyak ragam dan jenisnya sehingga pengetahuan tentang takzonomi sampai pada kelas genus dan spesies akan sangat membantu identifikasi dengan benar dan akurat. Untuk sampai pada keterampilan membaca secara akurat sampai ke tingkatan spesies dibutuhkan waktu dan tingkat keseringan melakukan pemantauan. Tetapi paling tidak seorang calon pemantau harus mengetahui family dan genus hewan-hewan perairan, termasuk jenis substrat perairan.

3. Keterampilan mengukur aspek fisika kimia air laut

Mengukur aspek fisika kima air laut adalah hal yang mudah dipelajari dan dilakukan. Cukup melihat dan mempraktekkan sekali dengan panduan orang lain maka selanjutnya seseorang bisa melakukannya sendiri. Tetapi meskipun demikian, kemampuan melakukan pengukuran itu tetap sebuah keterampilan yang harus dimiliki pemantau mengingat yang diukur beberapa variable dan menggunakan alat yang berbeda.

Pengukuran terhadap salinitas dengan menggunakan alat yang disebut refraktometer. Caranya dengan mengambil sampel air laut di lokasi pemantauan lalu diteteskan pada layar refraktometer, kemudian angka akan terlihat. Sebelum digunakan sebaiknya refraktometer dikalibrasi dengan menggunakan air tawar agar angka standarnya nol dan tidak mempengaruhi angka salinitas air sampel yang diukur.

Pengukuran terhadap kecerahan atasu visibility menggunakan alat yang disebut pinggan sechi atau sechidisc. Sechidisc berdiameter minimal 30 cm dengan empat bagian yang bergantian hitam dan putih. Cara pengukuran dengan menurunkan sechi secara perlahan, lalu mencatat dimana perbatasan hitam dan putih sudah tidak terlihat, kemudian sechi diturunkan lagi beberapa meter lalu ditarik perlahan ke permukaan, setelah perbatasan hitam dan putih sudah terlihat catat kembali kedalamannya, lalu dua catatan kedalaman dirata-ratakan, dan itulah nilai kecerahannya.

Pengukuran suhu adalah hal yang mudah, tetapi untuk pengukuran suhu di lokasi pemantauan dilakukan dengan cara mengambil air dari lokasi transek dan di bawa ke permukaan untuk diukur suhunya dengan menggunakan termometer. Lalu mencatat suhu dan kedalaman pengambilan air. Pengukuran pH atau kadar basa air laut dilakukan dengan menggunakan kertas pH (kertas lakmus) skala 7 sampai 14.

4. Keterampilan mengestimasi ukuran ikan

Mengestimasi atau memperkirakan ukuran panjang ikan merupakan keterampilan tersendiri yang dibutuhkan untuk pemantauan. Simulasi dan latihan mengestimasi dapat dilakukan dengan menggunakan layar infocus, atau latihan mengestimasi dengan menggunakan alat bantu gambar/boneka ikan yang diletakkan sekitar beberapa meter dari pemantau sebanyak 40 buah dengan ukuran variatif. Kriteria sesorang bisa mengestimasi dengan baik jika mampu melakukan estimasi dengan tingkat kebenaran 30 dari 40 sampel, dan trend kemampuan mengestimasi menunjukkan angka yang meningkat.

Keterampilan memperkirakan ukuran ikan berhubungan dengan TKG (tingkat kematangan gonad) ikan yang diamati, usia ikan (apakah ikan tersebut termasuk masih remaja atau sudah dewasa dan sudah menjadi induk). Data ini nantinya akan berhubungan dengan recovery sumberdaya ikan, atau potensi pulihnya kepadatan populasi ikan berdasarkan jumlah indukan yang terdapat di lokasi transek.

 

 

IV. OUT PUT DATA PEMANTAUAN SEBAGAI REFERENSI PENGELOLAAN KAWASAN BERBASIS EKOSISTEM

 

Data hasil pemantauan sebagai output dari pemantauan biofisik baah air akan menjadi bahan yang bisa diolah menjadi informasi yang mendukung untuk pengelolaan kawasan. Informasi ini akan sangat berguna bagi setiap stakeholder terkait dengan setiap program yang akan mereka laksanakan yang ada kaitannya dengan kehidupan di seluruh ekosistem yang terdapat di perairan.

Out put data hasil pemantauan bukan hanya berguna bagi stake holder setempat tetapi juga sangat bermanfaat untuk menjadi data pada tingkat regional dan nasional. Selanjutnya untuk tujuan kemajuan nasional, data tersebut bisa disheringkan ke internasional untuk menjadi kajian bersama dan menjadi basis data untuk program global termasuk di antaranya program mengantisipasi dampak perubahan iklim atau program pengembangan biota tertentu.

a. Perlunya memahami keterkaitan antara komponen dalam ekosistem

Bagian penting dari seluruh data tentang sumberdaya adalah pemahaman bahwa ada hubungan saling ketergantungan antara satu komponen dengan komponen lain dalam ekosistem. Dalam ekosistem terdapat rantai makanan dimana satau mata rantai dengan mata rantai yang lain berhubungan satu sama lain dalam keseimbangan. Sehingga pemutusan salah satu rantai makanan tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Terganggunya ekosistem akan memaksa spesies yang ada di dalamnya melakukan adaptasi baru untuk membentuk keseimbangan baru. Organisme yang gagal beradaptasi akan mengalami penyusutan sumberdaya baik dalam postur atau dalam jumlah. Organisme yang beradaptasi akan mengalami perubahan sejauh perubahan yang terjadi dalam ekosistem yang menjadi habitatnya.

Memahami tentang ekosistem akan membantu pengkajian data hasil pemantauan bisa diinterpretasi dengan baik dan benar. Kehilangan satu jenis organisme di sebuah ekosistem dalam waktu tertentu akan berpengaruh langsung kepada pemangsa jenis organisme tersebut juga terhadap organisme yang menjadi target pemangsaan dari organisme yang hilang itu. Sebagai contoh, ketika hewan pemakan acantahaster (bintang laut berduri banyak) hilang maka jumlah acantaster melimpah, ketika acanthaster melimpah maka karang akan terancam rusak karena acanthaster adalah hewan pemakan karang. Pemahaman tentang hal ini akan membantu analisis data pemantauan menjelaskan segala jenis kondisi yang teramati di dalam perairan.

Keterkaitan dalam ekosistem juga membantu pemantau menentukan spesies target apa yang perlu dia prioritaskan dalam pengamatan karena akan menentukan kondisi perairan tempat pengamatan. Misalnya keberadaan ikan kakatua mengindikasikan bahwa recovery karang akan berlangsung normal bahkan cepat karena kakatua memakan alga yang menutupi karang. Ketiadaan spesies tertentu yang seharusnya ada bisa menjadi indikasi adanya perubahan ekosistem pada area tersebut.

b. Perlu memahami makna biota indikator, dilindungi dan bernilai ekonomi

Eksositem perairan selalu berisi beraneka ragam biota yang diantaranya ada yang bertindak sebagai peringatan awal terjadinya perubahan (contohnya kerusakan) pada jenis organisme atau pada ekosistem atau disebut biota indicator. Selain itu juga terdapat biota yang dilindungi karena beberapa alasan, dan sudah ada aturan hukumnya tentang perlindungan itu. Dalam ekosistem perairan juga terdapat organisme yang bernilai ekonomi karena memberi manfaat kepada manusia dari aspek ekonomi.

Biota indikator perlu diidentifikasi disebabkan karena biota tersebut menjadi penanda ada atau tidakAcanthasternya perubahan yang terjadi dalam ekosistem. Menurut CTC (Coral Triangle Center) dalam Anonim (2014) yang termasuk biota indicator perairan di bagi atas invertebrate dan ikan. Indicator invertebrata yakni trumpet triton, bulu babi, landak laut, acanthaster planci, lobster, teripang, udang coral, pencil urchin, dan giant clam (kima). Indicator fish atau ikan indicator yakni ikan kakatua, napoleon, ikan kupu-kupu, morey (sidat), grouper (kerapu), snapper, sweetlip, dan barramundi.

Ada jenis biota yang termasuk biota ekonomi karena memberi manfaat kepada manusia dari aspek ekonomis. Banyak sekali biota yang bernilai ekonomis baik itu berbagai jenis ikan seperti berbagai jenis ikan pelagis dan juga berbagai jenis ikan dasar dan ikan karang, bahkan termasuk ikan hias yang tujuannya sekedar menjadi hiasan akuarium juga tetap bernilai ekonomis bagi masyarakat. Selain ikan, udang juga bernilai ekonomis, demikian pula teripang dan berbagai jenis kerang, bahkan bulu babi juga dikonsumsi oleh sebagian masyarakat pesisir. Tetapi pemantau juga harus mampu membedakan antara biota yang bernilai ekonomi dengan biota yang dilindungi.

Biota perairan ada yang dilindungi karena memiliki beberapa alasan di antaranya populasinya kecil, jumlah individu menurun tajam, penyebaran organisme tersebut terbatas, atau karena kemampuan reproduksinya terbatas. Perlindungan terhadap biota tertentu bermakna bahwa organisme tersebut diberi status hokum dilindungi agar terhindar dari ancaman kepunahan. Status perlindungan bisa dilindungi penuh atau dilindung terbatas (berdasarkan waktu atau lokasi).

Pemahaman tentang adanya biota-biota tersebut perlu dimaknai dengan baik oleh pemantau atau pengambil data biofisik bawah air. Dengan memahami makna biota-biota tersebut maka pemantau bisa lebih cermat mengidentifikasi spesies. Karena tidak semua jenis hewan di perairan menjadi hewan indikator, dan sebagian biota yang bernilai ekonomis menurut masyarakat ternyata termsuk dalam biota yang tidak boleh ditangkap karena dilindungi secara hokum.

c. Data pemantauan sebagai referensi pengelolaan berbasis ekosistem

Data hasil pemantauan bawah air bisa menjadi referensi pegelolaan perikanan berbasis ekosistem, karena pemantau sudah dibekali dengan pemahaman akan adanya biota indikator, biota ekonomis dan biota dilindungi. Keberadaan atau ketiadaan biota indicator menunjukkan kondisi yang sedang dialami oleh suatu ekosistem. Demikian pula halnya kepadatan populasi biota bernilai ekonomis atau biota yang dilindungi mengindikasikan tingkat kesuburan ekosistem. Data juga akan mengindikasikan kelangkaan atau kepunahan spesies tertentu.

Data hasil pemantauan biota-biota perairan itu lalu dihubungkan dengan berbagai aktivitas yang terdapat di sekitar perairan yang berpengaruh langsung terhadap ekosistem, baik aktivitas di dalam perairan maupun di atas dan di sekitar perairan. Kesimpulan pembacaan data tersebut akan mengantar pada teridentifikasinya faktor yang bermasalah dalam sebuah eksosistem. Dari simpulan itu bisa direkomendasikan langkah pengelolaan yang tepat sesuai dengan kondisi yang terdata. Sehingga dengan data tersebut bisa menjadi rujukan pemerintah untuk menetapkan suatu spesies masuk kategori dilindungi atau tidak dan suatu wilayah perairan menjadi kawasan lindung, taman laut dan sebagainya.

 

V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Wilayah perairan kita yang begitu luas membutuhkan pemantauan untuk mendata biota-biota yang terdapat di dalam perairan. Hal ini merupakan amanat pengelolaan yang sudah mendapat bingkai hukum berupa peraturan menteri Lingkungan Hidup dan juga Menteri Kelautan dan Perikanan. Untuk bisa melakukan pendataan bawah air dibutuhkan keterampilan mengambil data yang didalamnya inklud keterampilan menyelam, kemampuan mengidentifikasi jenis biota perairan, keterampilan melakukan pengukuran aspek fisika kimia air, serta keterampilan mengestimasi ukuran ikan.

Kemampuan melakukan pemantauan atau pengambilan data bawah air juga didasarkan pada kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis biota di perairan terutama biota-biota yang termasuk biota indicator, biota yang dilndungi dan biota bernilai ekonomis bagi masyarakat. Pengetahuan tersebut akan membantu dalam mengiterpretasi data hasil pemantauan.

Out put berupa data bawah air yang diolah menjadi informasi tentang kondisi perairan yang telah dipantau akan sangat membantu dalam merumuskan program-program pengelolaan yang akan dilakukan di daerah tersebut. Informasi biofisik tersebut juga akan menjadi referensi setiap stake holder yang membutuhkannya. Informasi tersebut bahkan menjadi bahan untuk shering data dan informasi internasional sehingga membantu dalam merumuskan kebijakan-kebijakan pengelolaan global.

 

b. Saran

Mengingat pentingnya ketersediaan data biofisik perairan maka sebaiknya aktivitas pemantauan atau pengambilan data bawah air banyak dilakukan terutama di wilayah-wilayah yang potensial dihuni oleh biota-biota dilindungi. Pendataan harus sedini mungkin dilakukan mengingat pentingnya melindungi berbagai spesies penting dari kelangkaan atau kepunahan dan sekaligus melindungi ekosistem agar tetap dalam kesimbangannya.

Mempertimbangkan besarnya biaya yang dibutukan untuk kegiatan pemantauan dan pengambilan data bofisik bawah air, maka sebaiknya lembaga yang berkepentingan dapat melakukan koordinasi dan kerjasama pemantauan agar lebih efektif dan efisien. Di samping itu diperlukan training untuk membekali calon pemantau agar memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam melakukan pemantauan biofisik bawah air. Untuk wilayah perairan Indnesia yang begitu luas maka dibutuhkan banyak SDM handal untuk pemantauan biofisik bawah air.

Ambon, 18 Nopember 2014

 

 

 

 

 

Referensi

Anonim, 2014. Presentase Coral Triangle Center. Ujicoba Pelatihan Pengambilan Data Biofisik Bawah Air di Karimunjawa, Oktober 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Filum_hewan. Diakses pada 16 Nopember 2014

paradiseunpad.blogspot.com. Peralatan Selam. Diakses pada 17 Nopember 2014

www.menlh.go.id. Kepmen Lingkungan Hidup No. 04 tahun 2001tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang

www.menlh.go.id. Kepmen Lingkungan Hidup No.200 tahun 2004, tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

www.menlh.go.id. Kepmen Lingkungan Hidup No.201 Tahun 2004 tentang Kriteria baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

www.scubadivingsurabaya.com. Teknik Scuba. Diakses pada 17 Nopember 2014.

 

Pengambilan Data Bawah Laut di Karimunjawa

Karimunjawa merupakan pulau eksotis di perairan Jawa yang terletak di antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Kepulauan Karimunjawa terdiri atas 27 pulau dengan 5 pulau yang berpenghuni. Sebagai wilayah kepulauan, Karimunjawa memiliki keindahan bawah laut yang sangat menawan. Perjalanan ke Karimunjawa bisa ditempuh dengan menggunakan kapal fery (ASDP) atau kapal penumpang tradisional atau dengan pesawat udara. PerjalanaKarimunjawa Google earth.jpgn dengan kapal fery adalah yang paling banyak digunakan masyarakat, yang naik dari Pelabuhan Fery Jepara, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan.

Karimunjawa yang konon asPesisir Karimunjawaal katanya adalah kremun-kremun atau samar-samar, merupakan sekumpulan pulau yang memang kelihatan samar dari perairan. Sesampai di pelabuhan Karimunjawa, mata kita kita akan disambut dengan pemandangan asri paduan hijaunya gunung dengan birunya laut serta kapal-kapal yang ramai bertambat. Bagi sebagian besar orang di Jawa Tengah, Karimunjawa merupakan daerah wisata sehingga orang yang berkunjung kesana cenderung dianggap punya keperluan utama untuk wisata atau piknik. Karimunjawa juga masih kental dengan tadisi dan budaya Islam peninggalan Sunan Muria. Hal itu terlihat pada kegiatan saat pernikahan, aksesoris Islami seperti tasbih, tongkat dari kayu Dewandaru (endemik Karimunjawa), suara azan dari mesjid-mesjid yang bersahut-sahutan saat waktu sholat, serta cerita-cerita rakyat yang ada pada masyarakat Karimunjawa.

Alun-alun Karimunjawa malam hariTerdapat pula alun-alun (lapangan) yang menjadi sentral kegiatan masyarakat Karimunjawa. Siang dan sore hari alun-alun tersebut menjadi tempat berolahraga, sore hari para penjual hasil laut seperti berbagai jenis ikan, cumi, udang, lobster, kepiting dan sebagainya mulai berjejeran di sepanjang pinggir alun-alun. Demikian halnya dengan penjual  pakaian dan aksesori ciri khas Karimunjawa yang mulai buka sejak jam empat sore hari. Para pengunjung Karimunjawa mulai ramai berdatangan ke alun-alun sejak sore hari, sambil berjalan-jalan memilih-milih ole-ole buat orang di rumah, mereka banyak yang memesan ikan bakar, atau es kelapa muda, bahkan ada juga kelapa bakar. Setelah pesanan mereka siap, lalu para pengunjung duduk di alun-alun menghadap meja setinggi 30 cm beralas terpal yang dihampar di atas rumput hijau alun-alun. Aktivitas itu berlangsung sampai sekitar jam 10 malam di setiap malam. Para pengunjung ramai berbaur, baik pengunjung domestik maupun mancanegara, berkumpul menikmati suasana santai dan nyaman di alun-alun Karimunjawa.

Bermain bersama ikan di Menjangan KecilHal yang paling istimewa di Karimunjawa adalah pemandangan lautnya yang sangat indah menawan. Keindahan itu terletak pada paduan gugusan pulau dengan pesisir yang berpasir putih, pohon-pohon cemara di pesisir, dan keanekaragaman karang yang sehat dengan kekayaan berbagai jenis ikan dan biota laut yang menjadi penghuninya. Jarak antar pulau-pulau yang berdekatan juga mendukung keindahan tersebut bisa dinikmati satu persatu. Karimunjawa juga terkenal dengan penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar. Keindahan Karimunjawa tidak bisa dilepas dari keindahan alam laut, sehingga mempertahankan eksistensi Karimunjawa adalah dengan mempertahankan kelangsungan hidup biota lautnya.

Para pengambil data bawah airSebuah even istimewa diselenggarakan oleh Coral Triangle Center (CTC), NGO yang mengurusi terumbu karang di Segitiga Karang Dunia, di Karimunjawa. Even tersebut adalah Uji Coba Pelatihan Pengambilan Data Biofisik Bawah Air. CTC merekrut peserta dari berbagai institusi di antaranya KP3K Pusat (Yusuf Ray), UPT KP3K di Pekanbaru (Yuwanda Ilham), Lampung (Ade), Banten (Pitro). Peserta juga ada yang berasal dari Balai Diklat Perikanan Tegal (Irwan Suneth) dan Ambon (Agussalim). Terdapat juga peserta dari universitas yakni Dosen dari Undip (Agus T) dan Udayana (Dodik). Peserta juga ada yang berasal dari pengelola Taman Nasional Karimunjawa (Endang Abdurrahman). Para pelatih adalah instruktur dari CTC yakni Andreas Muljadi dan Silvianita Timothius. Di tengah-tengah pelatihan berlangsung hadir pula Hesty Widodo yang merupakan salah seorang pejabat di jajaran CTC. Pelatihan ini juga terselenggara dengan baik berkat bantuan para mahasiswa selam dari Undip yakni Rizky, Andra, Ilham dan Yoel.

Mooring Buoy di Menjangan KecilPengambilan data biofisik bawah air dilakukan di beberapa tempat. Pengambilan data pertama di perairan Pulau Menjangan Kecil. Data yang diambil disana adalah data substrat (berbagai jenis karang), lamun dan ikan. Pengambilan data dilakukan dengan penyelaman dengan menggunakan metode PIT. Khusus untuk pengambilan data lamun digunakan metode quadrat transect. Dari hasil pengambilan data diperoleh keterangan bahwa kondisi biota perairan pada Menjangan Kecil cenderung masih sehat dan kondisi itu harus dipertahankan. Menjangan Kecil merupakan salah satu spot wisata Karimunjawa yang banyak didatangi pengunjung untuk menyelam atau sekedar snorkeling. Salah satu wujud pengelolaan wisata berkelanjutan disana adalah tersedianya mooring buoy (pelampung tambat) sehingga kapal-kapal pengunjung tidak menurunkan jangkar untuk berlabuh sehingga tidak merusak karang.

Pegambilan Data Bawah AirPengambilan data kedua dilakukan di sekitar terumbu karang Gosong Cemara di dekat Pulau Cemara Kecil, Karimunjawa. Di sini kapal terpaksa berlabuh jangkar karena belum adanya mooring buoy di sekitar tempat itu. Tidak adanya mooring buoy mungkin juga disebabkan karena tempat itu bukan merupakan pulau sehingga tidak terdapat daratan, hanya beberapa bongkahan batu karang yang menonjol ke permukaan saat air surut. Namun dari banyaknya pengunjung yang datang silih berganti maka sudah harus menjadi perhatian pengelola agar menempatkan mooring buoy sedikitnya 3 buah di tempat tersebut. Pengambilan data di tempat ini difokuskan pada data ikan dengan menggunakan PIT dan long swim sejauh 400 meter. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa 3 ikan indikator yakni parrotfish atau kakatua, kulit pasir dan beronang masih banyak terdapat di Gosong Cemara. Keberadaan 3 spesies indikator utama ini menunjukkan masih sehatnya kondisi perairan. Pada data juga terlihat adanya ikan kerapu, lencam, clownfish serta cumi. Terdapat pula COT yakni acantaster blanchii yang merupakan predator bagi karang sekitar dua spesies.

Hasil pengambilan  data kemudian diolah melalui program exel agar diperoleh informasi yang bisa menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh pengelola KKP yakni pemerintah Karimunjawa. Dari hasi pengolahan data diperoleh rekomendasi berupa perlunya pendidikan konservasi bagi masyarakat Karimunjawa terutama bagi tour guide, dive operator dan semua yang terlibat dalam pengelolaan wisata Karimunjawa. Rekomendasi lainnya yakni perlunya pemasangan mooring buoy di spot-spot wisata termasuk Gosong Cemara dalam jumlah yang memadai. Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti juga adalah menetapkan persyaratan sertifikasi selam bagi pengunjung spot terumbu karang, minimal A1.

Team Pengambilan DataUjicoba pelatihan ini merupakan untuk yang pertama kalinya dilakukan oleh CTC. Hasil Ujicoba Pelatihan ini kemudian akan disampaikan kepada Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan untuk dinilai dan selanjutnya diadopsi agar diterapkan pada balai-balai diklat lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal ini juga berarti bahwa ini merupakan kali pertama pendataan tentang kondisi daya dukung lingkungan yang dimiliki oleh Gosong Cemara dan bisa menjadi data dasar atau T0 untuk pengelolaan Gosong Cemara, dan menjadi acuan penilaian untuk monitoring dan evaluasi tentang kondisi Gosong Cemara. Dan mereka yang melakukan pengambilan data ini adalah Tim pertama yang melakukan pengambilan data bawah air di Karimunjawa. Harapan CTC dan para peserta, data ini bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan Karimunjawa, dan kegiatan ini menjadi role model pengambilan data bawah air di seluruh tanah air. Semoga.

Kontributor: Agussalim (Salah satu anggota Tim dalam kegiatan ini)

 

 

 

Bersama Suku Bajo-Wakatobi, Berlatih Menangani Ikan Kerapu Sunu Hidup

Penyerahan SertifikatWakatobi 10 Oktober 2014, Agussalim selaku supervisor pelatihan dari BPPP Ambon menghadiri pelaksanaan pelatihan di P2MKP Piyuka Setia Mandiri di Mola Utara. Dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan dia mengajak masyarakat untuk melihat sisi positif pemerintah yang di antaranya terbukti melalui program kegiatan pengembangan kapasitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pelatihan. Dia juga menambahkan pentingnya tiga hal utama dalam membangun kemajuan masyarakat yakni pendidikan/pelatihan, internet sebagai media komunikasi, dan jejaring kerja untuk meningkatkan potensi pendapatan. Menurut Agussalim, ketiga hal tersebut sangat penting menjadi perhatian masyarakat apalagi mengingat bahwa dalam waktu dekat mau tidak mau masayarakat harus beradaptasi dengan masyarakat ekonomi Asean atau MEA.

di KJA di MolaHj. Sitti Nurhayati atau akrab disapa Ibu Haji, selaku Ketua Pengelola P2MKP Piyuma Setia Mandiri Kabupaten Wakatobi menyatakan terimakasih yang dalam kepada BPPP Ambon yang memberikan perhatian kepada masyarakat Wakatobi dengan memfasilitasi pelaksanaan pelatihan di P2MKP Piyuma. Menurutnya alasan Piyuma berfokus pada penanganan ikan kerapu sunu adalah agar para nelayan paham dan mampu menerapkan pola penanganan yang standar sehingga produknya berupa ikan kerapu sunu hidup dapat diterima dipasar ekspor. Haji Nurhayati yang sudah 20 tahun membina nelayan juga memberi motivasi peserta bahwa dengan cara penanganan yang baik maka pendapatan masyarakat melalui kegiatan penangkapan ikan kerapu berpotensi membangun ekonomi masyarakat agar lebih meningkat.

Muhammad Nur dan Nanda yang bertindak selaku pelatih pada pelatihan ini memberikan materi seputar penanganan ikan kerapu sunu hidup berkualitas pemasaran. Dalam materinya mereka  menyampaikan tentang penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan berupa pancing, serta menghindari penangkapan yang merusak lingkungan seperti potasium, bom, kompressor dan alat lain yang merusak. Wawasan konservasi juga diberikan bagi peserta agar selain memburu keuntungan ekonomis mereka juga ingat untuk melestarikan lingkungan. Kegiatan praktek berupa penanganan ikan kerapu sunu hidup dilakukan di atas kapal dan di keramba jaring apung.

Foto bersama di KJASelain menjadi supervisor pelatihan, Agussalim juga memberikan materi suplemen buat peserta pelatihan berupa pemanfaatan internet untuk kewirausahaan perikanan. Dalam materi tersebut, dia menyampaikan bahwa saat ini setiap produk khas daerah bisa dipasarkan tidak saja di pasar lokal tetapi juga pasar luas melalui media online. Agussalim memacu semangat para nelayan untuk belajar internet yang bisa dilakukan melalui smartphone yang juga banyak dimiliki nelayan. Selain itu widyaiswara BPPP Ambon ini juga menyampaikan tentang pentingnya jiwa wirausaha dimiliki oleh setiap pelaku utama bidang perikanan, karena dengan pengetahuan wirausaha, maka produk yang dihasilkan oleh nelayan bisa dijual dengan nilai yang layak, selain itu pengetahuan wirausaha juga akan membangkitkan kreativitas dan inovasi usaha para nelayan untuk membuat diversifikasi produk hasil tangkapan atau budidaya mereka.

 

Berlatih Bersama Ibu-Ibu Pengolah Ikan Latuhalat dan Batu Merah di Bawah Bimbingan P2MKP Fajar

Foto Bersama

Tanggal 24 sampai 27 Februari di P2MKP Fajar Desa Latuhalat dilaksanakan Pelatihan pembuatan abon ikan dan bakso ikan. Pesertanya berasal dari ibu-ibu rumah tangga dari Desa Latuhalat tepatnya Dusun Waimahu, Dusun Omputty dan Dusun Analu sebanyak 10 orang. 10 orang peserta lagi berasal dari Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Pelatihan berlangsung selama empat hari, di bawah bimbingan pelatih Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan.

Praktek

Sambutan Agussalim

Pelatihan ini dibuka oleh Agussalim, S.Pi mewakili BPPP Ambon selaku supervisor pelatihan. dalam sambutannya dia menyampaikan apresiasi yang besar terhadap Farida Matatula dan stafnya di P2MKP Fajar Latuhalat atas upaya yang serius membangun sarana dan prasarana pelatihannya. Agussalim juga memberi motivasi para peserta dengan mengatakan bahwa setiap orang dilahirkan di atas tambang emasnya, sisa dikenali keberadaannya, dan tambang emas masyarakat Maluku adalah laut dan perikanan, sisa digali dengan pengetahuan dan keterampilan.

???????????????????????????????

Pelatihan berlangsung lancar dan peserta merasa sangat puas karena berhasil membuat produk abon ikan dan bakso ikan. para peserta membuat rencana tindak lanjut pada akhir pelatihan seperti membuat olahan bakso dan abon bersama kelompoknya untuk dikonsumsi keluarga dan dipasarkan di Kota Ambon.

Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Hias di Daerah Terumbu Karang Bagi Kepentingan Pembangunan

Ikan hias merupakan salah satu sumberdaya ekosistem terumbu karang. Ikan hias air laut adalah jenis ikan laut yang dimanfaatkan keindahan visualnya, biasanya dipelihara dalam akuarium. Habitat ikan hias air laut adalah terumbu karang, dimana terdapat terumbu karang yang sehat disanalah ikan hias berkumpul. download selengkapnya di sini

Dari Cakalang Jadi Tortilla, Karya Penyuluh Handal KKP

Satu lagi produk unggulan perikanan berbahan dasar ikan cakalang telah hadir dan menjadi pilihan makanan ringan dan bergizi tinggi buat keluarga. Namanya Tortilla, mirip Gozilla, tapi tidak sejenis. dari nama yang dipilih oleh perusahaan pembuatnya terkesan bahwa makanan ini memiliki rasa yang khas.

Mengkonsumsi Tortilla, sama seperti mengkonsumsi beberapa ekor ikan cakalang sekaligus. Tentu saja itu akan berakibat pada peningkatan suplay gizi ke dalam tubuh. makan (sejenis cemilan) ini diproduksi oleh perusahaan perikanan yang masih tergolong baru yang didirikan oleh sekumpulan penyuluh Perikanan yang andal dalam membuat produk. Oleh pendirinya, perusahaan yang memproduksi Tortilla diberi nama PT. Singa Laut Jaya, dengan harapan produknya akan menguasai pasaran produk olahan hasil perikanan.

Berikut nama-nama pendiri perusahaan :Kelompok Tortilla

Prisniardi, SST

Agustina M. Masella, SE

Feriyanti, SP

Dadang Saefulah, S.Pi

Agustinus Souisa

Bernardina Rettob, S.Pi

Jaenuddin Arsyad, SP

Yames Berthy Nunumete

Flaurence V. Peggy Kayadoe, S.Pi

Dominggus Lololuan, S.Pi

Siapa yang tak kenal dengan Tortilla. Makanan ringan asal Mexico yang disukai anak-anak hingga orang dewasa ini telah menglobal di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dengan kepopulerannya makanan sejenis keripik  ini menjadikan keuntungan tersendiri dalam promosi produk pembuatnya. Dengan demikian usaha pembuatan tortilla ini memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi industri rumahan yang sukses.

Tortilla mudah dibuat, dengan menggunakan peralatan sederhana yang terdapat di rumah tangga.

Proses pembuatan tortilla merupakan gabungan dari beberapa proses, yaitu: perebusan, perendaman, pencucian, penggilingan, pencetakan, pengeringan, dan penggorengan.

 

Sekilas Tentang Tortilla

TortillaTortilla adalah salah satu jenis keripik atau chips yang berbahan baku jagung yang mudah dibuat dengan biaya murah. Tortilla memiliki bentuk yang beragam seperti segi lima, bulat, segi tiga, persegi atau persegi panjang yang umumnya berukuran 2 x 3 cm. Penambahan aci sagu dalam pembuatan tortilla bertujuan sebagai perekat dan pengembang sehingga dihasilkan tortilla yang ringan, renyah dan meningkat volumenya.

Tortilla adalah makanan olahan khas dari Mexico. Hal ini karena tanaman jagung berasal dari Mexico. Columbus penemu benua Amerika membawa jagung ke Sevilla (Spanyol). Sehingga kata tortilla diambil dari bahasa Spanyol yang berarti jagung.

Makanan sejenis keripik ini sangat cocok untuk camilan, dengan ukuran, ketebalan dan pemasakan yang berbeda-beda disetiap negara, karena itu tidak ada standar yang baku bagi tortilla. Tortilla yang baik dicirikan dengan bentuk seragam, warna kuning cerah, mempunyai tekstur renyah atau mudah patah, mempunyai partikel yang halus dan mengembang, menyerap sedikit minyak serta mempunyai rasa khas jagung panggang.

 

Pembuatan Tortilla ikan

Selama ini belum ada yang menggunakan ikan dalam pembuatan tortilla. Penggunaan ikan dalam pembuatan tortilla bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi tortilla tersebut, sehingga memberikan nilai lebih dan meningkatkan daya jual dan nilai ekonomis dari tortilla yang selama ini hanya berbahan dasar jagung saja.

Disamping itu juga untuk menggalakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang memotivasi masyarakat untuk mengkonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang disyaratkan bagi kesehatan agar terbentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas.