Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Category: Berita

Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Wilayah VII Wirabuana Dilatih Membuat Olahan Ikan

Wanita Persit PraktekWakatobi, Minggu (16/02) BPPP Ambon menyelenggarakan Pelatihan Diversifikasi Pengolahan Hasil Perikanan bagi Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Wilayah VII Wirabuana dalam bidang pengolahan hasil perikanan. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Ambon menggelar pelatihan Diversifikasi Pengolahan Ikan dan Rumput Laut selama enam hari (16-21 Februari 2014) yang diikuiti oleh 30 istri tentara Korem 143 Haluuleo. Pelatihan yang digelar di Kabupaten Wakatobi ini, dibuka oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 143/PD VII Wirabuana Korem 143/Haluuleo Arnita Nila Hapsari.

PraktekArnita Nila Hapsari dalam sambutannya mengatakan, sampai saat ini peran wanita di bidang perikanan khususnya pengolahan hasil perikanan di Wilayah VII Wirabuana masih sangat minim. Melalui pelatihan ini diharapkan peran Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Wilayah VII Wirabuana dalam bidang perikanan bisa lebih ditingkatkan terlebih dalam pengolahan dan pemasaran aneka olahan ikan dan rumput laut, tambahnya. Pada kesempatan yang sama Kepala BPPP Ambon Mathius Tiku, S.Pi, M.Si juga menyampaikan harapan melalui pelatihan diversifikasi pengolahan ikan dan rumput laut ini Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Wilayah VII Wirabuana memiliki pengetahuan, keterampilan dalam pengolahan ikan dan rumput laut, dan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi keluarga.

Dalam pelatihan ini para peserta dilatih berbagai produk olahan ikan yaitu abon ikan, kaki naga, fish finger dan nugget ikan, sedangkan produk olahan rumput laut yaitu manisan rumput laut, selai rumput laut dan stik keju rumput laut oleh Instruktur BPPP Ambon Rachel L. Wattimena, S.Pi dan Fiona A.B. Nikjuluw, S.Pi, M.Si. Adanya pelatihan pengolahan ikan dan rumput laut ini, diharapkan pada saat penangkapan ikan dan budidaya rumput laut melimpah, bisa diserap oleh Poklahsar untuk diolah lebih lanjut menjadi aneka olahan ikan dan rumput laut.

Foto BersamaKepala BPPP Ambon berharap agar kerjasama yang sudah dilakukan ini dapat terus berjalan dengan baik, sebagai mitra strategis dalam pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan, guna meningkatkan perekonomian masyarakat serta mewujudkan visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Rachel L. Wattimena

Inovasi Usaha Kerajinan Kerang Kaum Muda Kota Ambon

Selasa, 29 Oktober 2013, bertempat di P2MKP Sweet Hatukau Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, berlangsung pelatihan kerajinan kerang bagi pemuda pemudi Galunggung Desa Batu Merah Kota Ambon.  Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang peserta. Mereka berlatih di bawah bimbingan 4 orang pelatih. upload2

Husen Assagaff yang merupakan ketua pengelola P2MKP Sweet Hatukau menyatakan bahwa, dari kegiatan ini para pemuda bisa mengembangkan usaha yang berpotensi mendatangkan pendapatan yakni kerajinan kerang mutiara. Selaku pelaku bisnis kerajinan kerang, dia memotivasi peserta agar melihat besarnya prospek pasar dari usaha kerajinan kulit kerang ini, karena terhitung masih langka jumlahnya di Indonesia bahkan di Maluku sendiri. upload9

Dalam kesempatan mendampingi pelatihan ini, Agussalim (Widyaiwara BPPP Ambon) mewakili BPPP Ambon, dalam sambutannya pada acara pembukaan pelatihan menyatakan bahwa latihan ini adalah wujud perhatian pemerintah dalam hal ini KKP untuk memberdayakan masyarakat sehingga bisa dikatakan bahwa pelatihan ini adalah dari masyarakat dan untuk masyarakat. Menurutnya, pelaku usaha di bidang Kelautan dan Perikanan memang menjadi fokus Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan untuk disupport dana dan pendampingan agar mampu menularkan kesuksesan usahanya kepada orang lain melalui kegiatan pelatihan.

burung cenderawasih dari kerangPelatihan yang berlangsung kurang dari lima hari ini menunjukkan output yang memuaskan, bukan hanya berupa 20 orang lulusan diklat tetapi juga karya seni hasil kerajinan kerang berupa hiasan dinding berupa gambar bunga, burung, nelayan dan burung cenderawasih. hasil kerjainan tersebut jika dirupiahkan sekitar 200 ribu per buah. Hal ini merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Ambon apalagi mengingat potensi kerang mutiara cukup besar di daerah Ambon dan sekitarnya

Para pemuda Galunggung  yang ikut pada pelatihan ini di antaranya  Rustam, Iswan, Wandi, Fadli, Samrin, Faisal, Mulyadi, La Ode Jafar, serta seorang Pemuda senior La Dade dan dua orang cewek di antara sekian banyak peserta Lela Kiat dan Mirna.       upload3

Sustainable Tourism in Marine Protected Area

NOAA US bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan Perikanan, melaksanakan Pelatihan Pariwisata Berkelanjutan di dalam Kawasan Konservasi Perairan atau Sustainable Tourism in Marine Protected Area (MPA) di Balai Diklat Perikanan Artembaga Bitung, Sulawesi Utara. Pelatihan diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari beberapa lembaga lingkup KKP seperti Balai Diklat Perikanan, KP3K, Akademi Perikanan dan Sekolah Tinggi Perikanan, juga staf konsultan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Liang bunaken

Bahwa konservasi itu sangat penting untuk menjaga sumberdaya dan kawasan, iya, tetapi kemudian masyarakat senantiasa bertanya apa yang akan mereka peroleh dari konservasi itu sendiri, sementara dampak positif dari pemulihan suatu kawasan nanti bisa dirasakan dimasa depan (membutuhkan waktu yang sangat lama). Inilah salah satu jawabannya, pariwisata berkelanjutan. dengan kegiatan pariwisata yang dikelola dengan konsep sustainable maka masyarakat bisa segera mendapatkan penghasilan dan segera mengetahui strategi meminimalkan dampak dari kegiatan wisata di wilayah mereka.

 

 

 

 

 

Salah satu peserta adalah Agussalim, widyaiswara dari BPPP Ambon

Two Fish

Praktek Lapang PPS IK Unpati Ambon 2013

Anda dapat mendownload data hasil penelitian untuk refernsi laporan praktek lapang Prodi IK PPS Unpati 2013 dengan mengklik bagian ini

Menangkap Ikan dengan Purse Seine bersama Nelayan Ureng Maluku dan Nelayan Biak Papua

melimpah

Senin 17 Juni 2013 dini hari, sekitar pukul 04.00 WIT berlangsung setting (menurunkan jaring) di kapal KM. Martha Alfons milik BPPP Ambon yang sedang digunakan untuk operasi penangkapan ikan dengan purse seine di perairan Desa Ureng Kecamatan Lei Hitu Kabupaten Maluku Tengah. Operasi penangkapan ini selain dilakukan oleh nelayan Ureng, terdapat sekitar dua puluhan nelayan dari Kabupaten Biak Numfor – Papua yang sedang praktek lapangan di bawah bimbingan pelatih penangkapan BPPP Ambon.

After Hauling

 

Selepas terdengar azan subuh di daratan Desa Ureng yang jaraknya sangat dekat dengan fishing ground, berlangsung setting yang kedua. dan hasilnya alhamdulillah sangat melimpah. 23 basket (baskom). total tangkapan dari dua kali setting adalah 30 baskom. Harga ikan pada saat operasi ini berlangsung sedang mahal. Diperkirakan satu baskom dibeli oleh pengumpul sekitar Rp. 400.000,-

Hasil Tangkapan

Para nelayan dan semua awak KM. Martha Alfons sangat senang dengan hasil yang melimpah tersebut. Kejadian ini sempat di abadikan melalui kamera oleh Agussalim (WI BPPP Abon) yang pada kesempatan itu turut serta dalam kegiatan praktek lapangan. Malah dia berpikir bahwa dia membawa keberuntungan, karena operasi penangkapan hari sebelumnya dia tidak ikut dan hasilnya hanya 5 baskom, dan operasi penangkapannya diwarnai hujan dan arus yang cukup kuat.

Rencana Tata Ruang Pesisir se Provinsi Maluku, dan Pembentukan Jejaring Kawasan Konservasi Perairan

Hotel Amaris, 31 Mei 2013.

2013-05-31 14.23.58

Lokakarya rencana tata ruang pesisir kabupaten/kota se Provinsi Maluku ini dihadiri oleh kepala Bappeda Maluku, perwakilan Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kepala  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku, Akademisi Universitas Pattimura, perwakilan CTC dan WWF, TWP Banda, dan BPPP Ambon.

Lokakarya ini ditujukan untuk membahas rencana pembentukan jejaring kawasan konservasi perairan atau KKP di wilayah Laut Banda atau Inner Banda Arc MPA Network. Menurut Kepala Bappeda Maluku Antonius Silaloho, Maluku terdiri atas 92,6% laut dan hanya 7,4% daratan, potensi SDI (sumber daya ikan) Maluku sebesar 1,6 juta ton/tahun baru dikelola  40%, dibutuhkan  bantuan KKP pusat untuk mewujudkan program Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional. Menurut Arif, perwakilat Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KP3K, kegiatan ini perlu diapresiasi, CTC dan WWF Indonesia berhasil membangun konektivitas antara kawasan konservasi perairan (KKP) dengan Pemda Maluku. Dia juga memberi motivasi kepada pihak Pemda untuk membentuk KKP di daerahnya masing0masing segera setelah rencana zonasi terbentuk.

2013-05-31 15.47.46Pada kesempatan yang sama Akademisi Unpatti Ambon, James Abrahamzs, menyampaikan materi EAFM. dalam materi tersebut disampaikan pentingnya pengelolaan perikanan melalui pendekatan ekosistem. Johny Rohi dari Tim P4KKP Laut Sawu NTT juga memberikan sharing bagaimana KKP Laut Sawu berhasil berdiri dan tercatat selaku KKP pertama di Indonesia.

Hanya saja masih terdapat beberapa kendala dalam pembentukan KKP di daerah di antaranya belum adanya renstra pesisir di beberapa kabupaten, belum adanya rencana tata ruang wilayah, belum adanya rencana zonasi wilayah pesisir, yang kesemuanya menjadi syarat terbentuknya KKP. Menurut Yan, wakil WWF Indonesia, diperlukan jejaring kawasan karena populasi yang ada dalam satu kawasan berpeluang untuk beruaya atau bergerak ke wilayah lain yang jika bukan merupakan kawasan konservasi akan mengurangi tingkat keberhasilan konservasi di wilayah KKP yang sudah ada.

2013-05-31 15.48.58

Menurut Agussalim, Widyaiswara KKP, dibutuhkan komitmen pimpinan daerah untuk terbentuknya kawasan konservasi perairan di daerahnya dan selanjutnya bisa membentuk jejaring KKP. Dan hal itu harus dimulai dengan menyamakan pola pikir tentang apa itu kawasan konservasi.  selain sharing pengelolaan (manajemen plan) juga diperlukan sharing business plan dari KKP, karena kendala utama pola pikir kita adalah sejauh mana untung ruginya jika KKP ini dibentuk.

Pada akhir acara dibentuk Tim Formatur yang akan bekerja membentuk Tim Jejaring Kawasan Konservasi Perairan se Provinsi Maluku. Formatur ini terdiri atas 5 orang perwakilan yaitu Robert dari Dinas KP Provinsi Maluku, Heidie Nikjuluw dari Dinas KP Kota Ambon, James Abrahamz dari Unpati Ambon, Bas dari WWF Indonesia dan Muhammad Korebima dari CTC. Diharapkan Tim Formatur ini akan bekerja dengan cepat membentuk Tim Jejaring KKP agar kawasan konservasi perairan di wilayah perairan Maluku segera terbentuk. Semoga…

Agussalim

Pelatihan Perancangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) oleh CTC dan WWF di BPPP Ambon

Penutupan Pelatihan

Coral Triangle Centre (CTC) dan WWF bersama BPPP Ambon melaksanakan kegiatan Pelatihan Perancangan Kawasan Konservasi Perairan di kampus BPPP Ambon selama empat hari terhitung dari tanggal 21 sampai 24 Mei 2013. kegiatan ini dilanjutkan dengan workshop sehari pada tanggal 25 Mei di hotel Amaris Ambon.

Pelatihan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari para PNS yang berasal dari Bappeda dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku. Juga terdapat beberapa peserta yang berasal dari pejabat fungsional BPPP Ambon yaitu Agussalim, Polly Christian dan Frans Louhenapessy.

Praktek GIS

Pendampingan saat PraktekPada pelatihan ini peserta dilatih membuat rencana tata ruang pesisir dan kawasan konservasi perairan (KKP) untuk daerah kabupaten/kota maupun provinsi di Maluku. Untuk tujuan itu, peserta dilatih mengaplikasikan program SIG dan Arc View serta aplikasi program Marxan. Hasilnya adalah peserta sangat puas dan senang karena aplikasi program tersebut masih asing bagi peserta dan sangat tepat untuk diterapkan pada perencanaan pembangunan kawasan di daerah.

Muhammad Korebima melatih

Para pelatih yang berasal dari CTC adalah Muhammad G Korebima yang sekaligus panitia yang mengurus kegiatan ini dari awal sampai akhir. Pelatih lainnya dari CTC adalah Marten Welly, Nyoman Suardana, dan Andreas Muljadi. Selain itu terdapat pelatih dari WWF Indonesia yaitu Muhammad Yusuf, Yan, dan Bas.

Fishta, Fish Kita

Fishta brosurFishta, sejenis makanan ringan (cemilan) yang terbuat dari ikan, yang akan membuat Anda merasa sehat dan kenyang. Rasanya yang gurih dan kriuk-kriuk saat dikunyah membuat orang ketagihan dan kepengen makan terus. Cemilan ini bisa dikonsumsi oleh anak usia di bawah lima tahun (balita) sekalipun dan tidak menimbulkan efek gatal-gatal.

Produk ini diproduksi di Ambon, oleh sebuah perusahaan pengolahan ikan yang bernama CV. Fishtania. para pendiri perusahaan memiliki visi yang besar agar anak-anak generasi mendatang tidak lagi bergantung pada cemilan seperti Taro dan sejenisnya. Bukan karena Taro tidak enak atau tidak bersih, tetapi dengan adanya cemilan berbahan ikan, maka kualitasnya bisa jauh lebih bagus dan harganya bisa lebih murah.

Berikut nama-nama visioner CV. Fishtania :

  1. Arni WahabFishta
  2. Kristina Resmi
  3. Siti Aisyah
  4. Lina Dinana Sahetapy
  5. Flaurence Veggy Kayadoe
  6. Endang
  7. Dominggus Lololuan
  8. Syahrul
  9. Tardi
  10. Frederik

Abon Ikan Sidat versi Penyuluh Profesional

  1. Abdul Rahman
  2. Herlina Tahang
  3. Suriani
  4. Amsir Ode
  5. Elvina S. Rumbarar
  6. Yustina Ohee
  7. F. Kemasan Depan AbonHarold Manuputty
  8. Abdul Manaf Keliandan
  9. Herdi J. Notanubun
  10. Abidah

Kesepuluh Penyuluh PNS di atas merupakan pengusaha yang membangun korporat bersama yang menghasilkan produk abon ikan berbahan dasar ikan sidat.

Kemasan Belakang Abon

 

Untuk memperoleh produk yang dimaksud Anda bisa menghubungi bagian pemasaran:

Rahman : 081343598700

Herlina : 081284959553

 

Penyuluh PNS KKP dilatih menjadi Wirausaha

Sebanyak 30 orang Penyuluh PNS dari 5 provinsi di wilayah kerja BPPP Ambon berlatih tentang bagaimana menjadi wirausaha. diharapkan di lapangan para penyuluh bisa memberikan contoh kepada para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan agar berani berwirausaha. . Pelatihan ini berlangsung selama 6 hari, dari tanggal 13 sampai 18 Mei 2013

Menurut Silvester Simau, Kepala BPPP Ambon, para Penyuluh merupakan ujung tombak kemajuan pelaku utama perikanan di lapangan. Bekal pengetahuan dan keterampilan tentang kewirausahaan yang diperoleh melalui diklat ini diharapkan mampu membawa perubahan kondisi kehidupan nelayan ke taraf yang lebih baik.

Menurut Agussalim, Widyaiswara yang melatih pada pelatihan ini, dibutuhkan sekitar 8 juta lebih wirausaha baru untuk memperbaiki kehidupan di Indonesia. Dalam materinya tentang inovasi dia menekankan pentingnya para penyuluh melek IT alaias tekhnologi informasi. Menurut Agussalim yang merupakan alumni UNHAS Makassar, saat ini pemasaran sudah sangat banyak yang dilakukan secara online sehingga masyarakat nelayan harus dibantu untuk bisa menjual produknya lewat online pula dan itu tugas dari para penyuluh.

Materi-materi pelatihan tersebut bisa di download dengan mengklik disini