Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Sumber Ekonomi Baru Masyarakat Pulau

Pulau Tidung yang indah dengan pesona pantai pasir putih, dan laut yang jernih serta dasar laut yang landai, menjadi pilihan warga ibukota untuk mengunjunginya di saat liburan atau berwisata. Penduduk pulau ini cukup padat dan berpendapatan dari jasa wisata, perdagangan dan juga nelayan. Terdapat berbagai fasilitas publik dan kantor pemerintahan serta fasilitas pendidikan. Tanahnya yang subur menjadikan hampir keseluruhan pulau tertutup pepohonan yang membuat cuaca sejuk meskipun di tengah laut. Kesuburan tanahnya menjadikan salah satu komoditas pangan tumbuh subur disini. Ketika mendengar nama pulau ini disebut, maka ingatan seseorang yang pernah kesini akan langsung tertuju pada “Jembatan Cinta” yang menghubungkan Pulau Tidung dengan sebuah pulau kecil eksotis di sebelahnya.

Di suatu hari yang cerah, di tanggal yang cantik (12-12) mendapat kesempatan mengunjungi Pulau Putri Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari DKI Jakarta. Bersama teman-teman kantor di BDA Sukamandi (KKP) menyempatkan singgah di Pulau Tidung, yang jaraknya lebih dekat dari ibukota (Jakarta). Saat berkeliling di Pulau Tidung inilah mendapati fakta bahwa ada sebuah potensi ekonomi masyarakat yang terlewatkan dan belum dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat. Bahkan kata mereka belum pernah tau tentang informasi tersebut.

Adalah di Pulau Tidung terdapat varietas tumbuhan sejenis porang yang tumbuh subur dan liar hampir di sebagian besar daratan pulau yag tidak terdapat bangunan di atasnya. Belum pasti apakah jenis itu adalah porang yang harganya saat ini  Rp.10.000 hingga Rp.13.000 per kg basah dan siap panen, atau Rp.55.000 sampai Rp.65.000 per kg untuk yang iris kering (✔️ Harga Porang Basah dan Kering Bulan Ini Desember 2023 | HargaBulanIni.com). Tetapi yang pasti bahwa tumbuhan ini tumbuh subur di pulau Tidung, dan sampai saat ini menurut keterangan beberapa warga, belum pernah ada yang membelinya, sehingga masyarakat juga tidak tau bahwa tumbuhan itu bernilai ekonomis tinggi. Dari tampilan tumbuhan yang tumbuh liar ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat belum mengetahui nilai ekonomisnya.

Bagi masyarakat pada umumnya sebuah informasi tentang sumber duit adalah informasi yang amat berharga. Demikian halnya info tentang porang yang belum pernah sampai di masyarakat Pulau Tidung. Ketika ditanya mengapa belum pernah ada yang kesini membelinya? maka jawaban praktisnya adalah mungkin pembeli belum pernah tau bahwa di pulau ini ada porang tumbuh subur. Padahal di belahan bumi lain, tidak jauh dari pulau ini, porang menjadi primadona karena menjadi sumber duit yang besar dan tidak sulit membudidayakannya. Informasi ini juga sebenarnya banyak tersedia di berbagai media informasi.

Bagi masyarakat pulau kecil, ada saat pendapatan meningkat, yakni ketika pengunjung banyak dan atau hasil laut melimpah. Tetapi ketika cuaca sedang tidak bersahabat, maka kedua sumber pendapatan tersebut cenderung akan menurun, nelayan tidak melaut dan wisatawan akan memilih objek yang lebih aman untuk dikunjungi. Pada saat itulah sumber ekonomi alternatif akan sangat membantu menopang ekonomi masyarakat pulau. Jika suatu ketika porang bisa dibudidayakan di Pulau Tidung dan sekitarnya, maka masyarakat akan ada yang menanam, mengeringkan dan ada yang mengolah porang agar menjadi sumber uang.

Ide sederhana seperti ini jika ditindaklanjuti akan berdampak bagi masyarakat. Bahkan bisa jadi memunculkan ide baru lainnya yang lebih berdampak besar. Anak-anak pulau harus dimotivasi untuk berkarya, karena mereka punya sumberdaya. Yang kurang adalah informasi. Sehingga bagi setiap pengunjung pulau, mengunjungi pulau untuk berwisata adalah perbuatan mulia karena menggerakkan ekonomi masyarakat pulau. Lebih dari itu, pengunjung akan meninggalkan “legacy” yang berharga, ketika datang dengan sebuah informasi atau ide untuk kemajuan masyarakat pulau.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *