Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Archive for: September 2021

Ekstrak Ikan Gabus untuk Maag dan Gastritis

1. Asam Lambung, Maag, GERD dan Gastritis

Kalangan masyarakat awam mengenal istilah yang beragam terkait penyakit yang berhubungan dengan lambung. Pada umumnya orang familiar dengan sebutan maag, asam lambung, dan ada pula yang menyebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan dalam ilmu kedokteran terdapat istilah gastritis. lalu apa perbedaannya? Menurut alodokter.com, sakit maag merupakan istilah umum yang digunakan di Indonesia untuk menggambarkan nyeri akibat saluran cerna sedangkan gastritis merupakan bagian dari sakit maag. Karena sakit maag sering disebabkan gastritis, sakit maag sering kita sebut juga dengan gastritis. sedangkan GERD menurut spesialisasamlambung.com, penyakit ini disebabkan naiknya asam dari lambung menuju esofagus atau kerongkongan. Penderita GERD hampir pasti adalah penderita Maag.

2. Apa Penyebabnya?

Gastritis adalah proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis karena dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres, (Tussakinah, 2017).

Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat sementara. Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis merupakan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih sering. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung dan berisiko berkembang menjadi kanker, (alodokter.com/gastritis).

Lalu bagaimana peradangan pada dinding lambung terjadi? Dinding lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa lambung. Hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung antara lain karena infeksi bakteri, dan jenis bakteri yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori, (alodokter.com/gastritis).

3. Helicobacter pylori Selaku Biangnya

Helicobacter pylori adalah bakteri Gramnegatif yang ditemukan pada permukaan epitel lambung dan dapat menginfeksi sekitar 50% dari populasi umum. H. pylori adalah bakteri mikroaerob, flagela, dengan batang melengkung, panjang 13 μm, lebar 0,30,6 μm. Bakteri ini memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap suasana asam. Bakteri H. pylori merupakan penyebab utama terjadinya gastritis kronik yang dapat menimbulkan komplikasi berupa 90% tukak duodenum, 80% tukak lambung, keganasan lambung dan mucosa associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma. Prevalensi gastritis oleh karena H. pylori meliputi sekitar 50% penduduk bumi, dimana kebanyakan di negaranegara dunia ketiga dengan angka kejadian sekitar 80% 90%, kontras dengan negaranegara maju yang hanya sekitar 2050% (Leja et al., 2016 dalam Yulizal, 2020).

Bakteri H. pylori dalam bentuk biofilm lebih tahan terhadap anti bakteri atau lebih reaktif terhadap molekul yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Diperkirakan bahwa bakteri biofilm bisa sampai ribuan kali lebih tahan terhadap anti bakteri daripada bakteri planktonik (Attaran, Falsafi, & Ghorbanmehr, 2017 dalam Yulizal, 2020 ). Sangat sulit untuk menghilangkan H. pylori dari mukosa lambung, oleh karena biasanya infeksi H. pylori ini menjadi persisten. Hal ini disebabkan kemampuan H. pylori dalam mempengaruhi respon imun, agar dapat menghindari eliminasi dan mengurangi regulasi kerusakan jaringan (Niu et al., 2020 dalam Yulizal, 2020).

4. Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Solusi Komplit

Channa striata atau ikan gabus ialah sejenis ikan predator yang banyak dikonsumsi. Ekstrak Channa striata merupakan sumber protein hewani yang dipercaya mengandung nutrisi yang penting dalam meningkatkan stamina tubuh setelah persalinan, operasi, proses penyembuhan setelah menderita penyakit tertentu, anti inflamasi, anti oksidan, anti tukak lambung, anti bakteri dan anti jamur secara in vitro. Kandungan nutrisinya terdiri atas protein, terutama albumin dan asam amino esensial, asam lemak esensial, mineral khususnya zink/seng (zn) dan beberapa vitamin yang berguna untuk kesehatan (Mustafa et al., 2012 dalam Yulizal 2020).

Channa striata mengandung asam lemak esensial, seperti omega 6 dan omega 3. Omega 3 merupakan asam lemak yang bersifat anti inflamasi yang dapat meningkatkan proliferasi limfosit, aktivitas sel natural killer (NK), aktivasi makrofag, IL-1, IL-2, TNF-α dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang dibutuhkan untuk mempercepat eradikasi bakteri H. pylori dan penyembuhan (J. M. Park et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Channa striata selain dikenal sebagai sumber asam amino dan asam lemak yang cukup lengkap, juga mengandung mineral dan beberapa vitamin diantaranya seng, magnesium, kalsium, fosfor, vitamin A,B, D dan E (Asfar, Tawali, & Mahendradatta, 2014). Pasien gastritis pylori sering disertai dengan defisiensi mikronutrient seperti seng (zincum), besi (ferrum), selenium (Se), vitamin A, B kompleks, C, D dan E (Ozturk et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Mineral dan vitamin yang terkandung pada ekstrak Channa striata ini diperkirakan berperan meregulasi berbagai jenis respon imun yang sangat diperlukan untuk melawan bakteri pada keadaan infeksi (Shafri & Manan, 2012 dalam Yulizal, 2020). Hasil penelitian Yulizal (2020) mendapatkan bahwa pemberian kombinasi rejimen standar eradikasi dan ekstrak Channa striata menghasilkan tingkat eradikasi yang sempurna (100%), dimana tidak dijumpai pertumbuhan bakteri H. pylori pada saat uji keberhasilan eradikasi.

5. Mengatur Pola Makan dan Manajemen Stres

Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat asam lambung meningkat. Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.
Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam
lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja berat, panik, tergesagesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Seseorang yang sudah menderita gastritis apabila dalam keadaan stres dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan gastritis. Oleh karena itu pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan relaksasi yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat stres pada seseorang sehingga akan membantu dalam upaya perawatan dan pencegahan kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Setelah kita mengetahui tentang gastritis, maka kita bisa mulai melakukan pencegahan atau pengobatan melalui pengaturan pola makan, menghindari makanan dan minuman yang bisa memicu kekambuhan gastritis, manajemen stress dan mengkonsumsi obat. Alternatifnya termasuk mengkonsumsi ikan gabus baik yang diolah secara tradisional seperti dimasak atau digoreng maupun yang sudah dalam bentuk suplemen seperti kapsul maupun cairan esktrak ikan gabus, secara teratur. Terkhusus untuk suplemen atau obat tradisional ekstrak ikan gabus, terdapat banyak pilihan yang bagus. Salah satu produk ekstrak Channa striata yang beredar di pasaran ialah Galibumin Kutuk®. Kapsul (@400 mg) maupun cairan (@40 ml) ekstrak ikan gabus produksi CV Ghalib Fish Abadi ini telah dipasarkan secara nasional oleh agen pemasaran yang tersebar di tanah air. Produk ini sudah memenuhi syarat standarisasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) dari BPOM RI, juga telah melewati uji laboratorium lengkap terkait kandungan albumin, protein, Ca, Fe, Zg dan kadar logam berat yang sesuai standar dari BPOM RI. Juga telah melewati uji aspek BKO (bahan kimia obat), aspek mikrobiologi dan aspek fisika, sehingga bebas dari faktor kontaminan serta aman dikonsumsi. Oleh karenanya produk ini dinyatakan bisa diedarkan buat membantu kesehatan dan peningkatan gizi masyarakat melalui ijin edar dari BPOM RI.

Agussalim

 

Referensi :

alodokter.com/gastritis

spesialisasamlambung.com

Tussakinah, Widiya (2017).  HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRES TERHADAP KEKAMBUHAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAROK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2017. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Yulizal, 2020. PENGARUH EKSTRAK IKAN GABUS (Channa striata Bloch.) DAN REJIMEN ERADIKASI TERHADAP EKSPRESI
MACROPHAGE MIGRATION INHIBITORY FACTOR DAN KADAR ASYMMETRIC DIMETHYLARGININE PADA TIKUS MODEL GASTRITIS PYLORI. Disertasi Program Doktor, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN.

Ikan Gabus untuk Pencegahan Stunting dan Siklus Ekonomi Baru

Stunting atau kekerdilan yang sering dialami bayi dan anak-anak karena kekurangan gizi banyak menjadi persoalan di negara berkembang. Kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat menjadi salah satu faktor pemicunya. Oleh karena hal itu berhubungan dengan masa depan generasi sebuah bangsa, maka pemerintah tidak boleh tinggal diam dan membiarkan kondisi tersebut terus terjadi, karena akan membahayakan bangsa itu sendiri di masa depan. Maka sebagai negara yang ingin memastikan masa depan generasi penerusnya cemerlang, maka pemerintah kita memprogramkan pengentasan stunting sejak tahun 2015 melalui RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pengantarnya pada dokumen Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting) Periode 2018 – 2024. Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah Lima Tahun), sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1.000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.

1. Intervensi Gizi untuk Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting merupakan program nasional yang melibatkan berbagai lembaga kementerian dan setingkat kementerian. Di dalamnya terdapat banyak intervensi gizi spesifik dengan kelompok sasaran tidak hanya kepada bayi dan anak, tetapi juga kepada ibu hamil, ibu menyusui, bahkan kepada remaja dan wanita usia subur. Bentuk intervensi prioritas yang dilakukan antara lain pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin, suplementasi tablet tambah darah, tata laksana gizi buruk akut, serta pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut. Intervensi penting lainnya berupa pemberian suplemen vitamin A, kalsium, taburia, zinc, imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS), dan pencegahan HIV, kecacingan serta perlindungan dari malaria, (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018).

2. Kandungan Ikan Gabus untuk Gizi Bayi dan Ibu Hamil

Dikutip dari laman www.popmama.com/baby/7-12-months/, di dalam 100 gram ikan gabus mengandung sebanyak 69 kalori, 25,2 gram protein, 1,7 gram lemak, 0,9 miligram zat besi, 62 miligram kalsium, 76 miligram fosfor, 150 miligram vitamin A, 0,04 miligram vitamin B, dan 69 miligram air. Semua kandungan tersebut sangat baik untuk dikonsumsi oleh bayi saat masa MPASI (makanan pembantu ASI). Kandungan protein dalam ikan gabus dapat membantu proses pembentukan sel tubuh dan otot. Ketika si Kecil mengonsumsi ikan gabus, maka si Kecil akan mendapatkan asupan protein untuk otot dan tulang. Selain itu juga protein dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi si Kecil. Protein yang terdapat pada ikan gabus juga memiliki fungsi untuk mencerna dan melepaskan asam ke dalam darah yang akan dinetralkan oleh tubuh dengan kalsium. Jika si Kecil rutin mengonsumsi ikan gabus, tubuhnya juga akan kuat untuk melawan berbagai penyakit, khususnya yang diakibatkan adanya perubahan cuaca.

Ikan gabus mengandung protein albumin yang tinggi untuk membantu pencegahan gizi buruk pada anak dan ibu hamil. Di dalam 100 gram ikan gabus terdapat banyak nutrisi dan gizi yang sangat penting untuk kesehatan si Kecil. Usianya yang masih balita membuat tubuhnya rentan terkena berbagai penyakit. Oleh karena itu si Kecil membutuhkan asupan yang dapat membuat tubuhnya kuat untuk melawan virus dan bakteri. Ikan gabus memiliki kandungan zinc yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Sehingga si Kecil akan lebih kuat untuk melawan virus dan bakteri yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Kandungan mineral pada ikan gabus juga berguna untuk sintesis DNA, tumbuh kembang bayi, dan pertumbuhan sel yang akan membuat si Kecil bertumbuh dengan baik.

3. Ikan Gabus Sebagai Bahan Baku Lokal dan Siklus Ekonomi Baru

Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, dengan mempercepat diversifikasi pangan berbasis sumber daya pangan lokal, merupakan salah satu strategi pencegahan stunting (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018). Salah satu sumber pangan lokal yang potensial adalah ikan gabus. Ikan gabus dengan nama latin Channa sriata tersebar hampir di seluruh perairan umum di tanah air, dengan nama lokal yang beragam. Kabar baiknya, survival rate atau ketahanan hidup ikan gabus di alam sangat tinggi, dan selain tersedia di alam, ikan ini juga bisa dibudidayakan oleh pembudidaya ikan. Ikan ini juga sudah dikenal oleh masyarakat secara turun temurun sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit, bagi semua golongan usia. Meskipun di sebagian daerah ikan ini sudah dieksploitasi tetapi di sebagian daerah yang lain potensinya nyaris belum dikelola sama sekali. Sehingga juga potensial untuk menjadi sumber nutrisi pencegahan  stunting dan peningkatan gizi anak.

Melalui pengelolaan ikan gabus menjadi sumber gizi untuk pencegahan stunting, maka akan tercipta sebuah siklus ekonomi baru, dimana pangan dan gizi keluarga diperoleh dan dikelola dari sumberdaya lokal, dan dimanfaatkan untuk pencegahan stunting anak-anak masyarakat setempat. Selain menumbuhkan ekonomi pelaku penangkap ikan dan pembudidaya ikan gabus, juga ekonomi pengolah ikan gabus, baik yang skala tradisional seperti ikan gabus kering, maupun skala industri seperti pengolahan ekstrak ikan gabus menjadi suplemen kesehatan atau obat tradisional. Di sisi lain, hal ini tentu saja bisa menghemat anggaran negara dalam hal penyediaan suplemen yang akan disalurkan dalam program pencegahan stunting, terutama jika suplemen tersebut berasal dari luar negeri atau berharga mahal.

Stunting sebagai sebuah masalah nasional yang sudah diprogramkan untuk ditangani dengan pelibatan banyak sektor, sudah selayaknya jika mendapat perhatian banyak pihak, termasuk di antaranya akademisi dan praktisi perikanan. Seperti diketahui bahwa salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini adalah “Kampung Ikan”. Program nasional pencegahan stunting akan menjadi hulu dari kampung ikan gabus jika dikoneksikan. Ikan-ikan gabus yang dibudidayakan akan sepenuhnya terserap pasar jika dekelola menjadi pangan sumber gizi penanganan stunting, sehingga masyarakat akan lebih semangat karena berada dalam sebuah siklus ekonomi baru, sumber pendapatan baru, di tengah sulitnya situasi ekonomi karena pandemi saat ini.

Agussalim (Trainer pada Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Esktrak Ikan Gabus Untuk Penderita Diabetes

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, kiranya semboyan bijak tersebut penting untuk kita tetap terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun keluarga, terutama dalam hal kesehatan. Mengapa demikian? kita semua sadar di masa pandemi ini, fokus perhatian kita banyak tercurah terhadap kesehatan. Biaya yang dibutuhkan untuk mencegah jauh lebih murah dibanding mengobati, bahkan alokasi anggaran negara sekalipun, yang terbesar saat ini adalah untuk biaya sektor kesehatan.

Salah satu dari 8 Penyakit Bawaan atau Komorbid Covid-19 yang Perlu Diwaspadai (Kompas.com – 31/07/2021) yang banyak diderita oleh sesama warga bangsa kita adalah penyakit gula atau diabetes melitus. Menurut Mahardini Nur Afifah, dalam artikel tersebut, penyakit diabetes yang tidak terkontrol bisa melemahkan daya tahan tubuh dan menimbulkan kerusakan berbagai organ vital. Penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 berisiko fatal karena infeksi virus corona juga meningkatkan risiko komplikasi berbahaya seperti ketoadiosis dan infeksi yang meluas atau sepsis.

1. Apa Penyebab Diabetes?

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2016, penyakit diabetes adalah penyebab kematian tertinggi ke-4 di Indonesia. Bahkan data pada tahun 2017, terdapat sebanyak 425 juta orang pengidap penyakit diabetes di seluruh dunia, dan Indonesia menempati urutan ke-6 dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, dan diperkirakan akan terus meningkat, kenapa? karena masyarakat Indonesia cenderung menyukai makanan dan minuman yang manis yang mengandung banyak gula. Dan juga, makanan pokok Indonesia adalah nasi putih, (sopjepang.com/guladarah).

Sumber makanan manusia memiliki 3 komponen besar yaitu: Protein, Karbohidrat dan Lemak. Ketika kita makan makanan berkabohidrat seperti nasi putih dan gula, karbohidrat tersebut akan menjadi glukosa. Lalu glukosa akan masuk ke dalam 2 tempat tubuh manusia yaitu sel dan darah. Jika glukosa masuk ke sel, glukosa tersebut akan menjadi energi, tapi jika glukosa terlalu banyak masuk ke darah, akan menyebabkan gula darah tinggi, lalu pankreas (yang menghasilkan hormon pankreas atau insulin, yang berfungsi memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel) akan bekerja lebih keras dan lama-lama akan rusak, yang berujung DIABETES. Jadi penyebab utama gula darah tinggi walaupun Anda sudah berusaha menjaga pola makan, adalah kerusakan jaringan sel pada pankreas. Itulah kenapa orang yang sering makan manis lebih cenderung terkena diabetes, (sopjepang.com/guladarah).

Selain karena faktor makanan, sebagian artikel ada yang menyebutkan tentang faktor keturunan dan obesitas yang juga bisa menjadi penyebab diabetes, tetapi di sini kita tidak membahas hal tersebut secara lebih rinci.

 

2. Bagaimana Mencegah Diabetes?

Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka kita bisa memikirkan cara mencegahnya agar tidak sampai mengalami kerusakan pankreas yang berujung pada sakit diabetes. Menghindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih dan gula adalah solusi utama mencegah kerusakan pankreas. Selain itu tentu saja pola hidup sehat harus menjadi pilihan pola hidup sehari-hari kita, karena jika sudah terlanjur kena diabetes tetap harus menempuh sebuah pola hidup sehat yang tentu jauh lebih sulit dibanding saat masih bebas dari diabetes.

Cara mencegah diabetes antara lain: menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi seimbang, mengurangi konsumsi gula/makanan manis, menjaga porsi makan, banyak minum air putih, memperbanyak aktivitas fisik, rutin olahraga, berhenti merokok, dan konsumsi suplemen mineral, (hellosehat.com/diabetes/tipe-2/cara-mencegah-diabetes).

Terkait mengenai suplemen kesehatan untuk menjaga pankreas dan organ tubuh kita sehat pada umumnya, disarankan untuk mengenali dengan baik kandungan supkemen kesehatan tersebut. Salah satu suplemen yang bisa menjadi pilihan Anda adalah suplemen berbahan herbal yang berfungsi merawat organ tubuh, dan efektif menyembuhkan luka atau memulihkan organ yang rusak.

 

3. Ekstrak Ikan Gabus untuk Pengobatan Diabetes

Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuktikan, bahwa ekstrak Ikan Gabus dapat menjadi obat penyakit diabetes. Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan penelitian pada hewan uji. Hasil yang didapat pada hewan uji, ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak. Menurut Dr. Dewi Hidayati, S.Si, M.Si, “Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal,” jelasnya, (amp.kompas.com/health/read/2016/04/03).

Kandungan utama ekstrak ikan gabus adalah albumin, yang selama ini dikenal sebagai obat yang efektif untuk penyembuhan luka, dan merawat pembuluh darah serta sebagai transport nutrisi dalam darah. Yang penting diperhatikan  saat Anda memutuskan untuk mengkonsumsi ekstrak ikan gabus adalah, apakah ekstrak ikan gabus yang dikonsumsi telah melewati uji laboratorium. Hal ini penting karena menngindikasikan tentang kandungan gizi, baik protein maupun albuminnya tinggi, dan kandungan patogen seperti bakteri serta zat berbahaya di dalamnya seperti logam berat berupa arsen (As) kadmium (Cd) merkuri (Hb) dan timbal (Pb)  memenuhi standar yang disyaratkan Badan POM RI. Oleh karenanya kata kunci yang perlu diperhatikan saat akan mengkonsumsi suplemen ekstrak ikan gabus adalah apakah produk tersebut telah memiliki ijin edar dari BPOM atau tidak. Jika iya berarti produk tersebut telah memenuhi standar yang dipersyaratkan sehingga aman dikonsumsi dan mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Agussalim, S.Pi, M.Si (Widyaiswara pada Balai Latluh Perikanan Ambon, BRSDM KP, KKP)