Selamat Datang di Website Pribadi Agussalim – Widyaiswara Kementerian Kelautan & Perikanan RI – Mobile Contact: 085242074257

Category: Karya Tulis

Sumber Ekonomi Baru Masyarakat Pulau

Pulau Tidung yang indah dengan pesona pantai pasir putih, dan laut yang jernih serta dasar laut yang landai, menjadi pilihan warga ibukota untuk mengunjunginya di saat liburan atau berwisata. Penduduk pulau ini cukup padat dan berpendapatan dari jasa wisata, perdagangan dan juga nelayan. Terdapat berbagai fasilitas publik dan kantor pemerintahan serta fasilitas pendidikan. Tanahnya yang subur menjadikan hampir keseluruhan pulau tertutup pepohonan yang membuat cuaca sejuk meskipun di tengah laut. Kesuburan tanahnya menjadikan salah satu komoditas pangan tumbuh subur disini. Ketika mendengar nama pulau ini disebut, maka ingatan seseorang yang pernah kesini akan langsung tertuju pada “Jembatan Cinta” yang menghubungkan Pulau Tidung dengan sebuah pulau kecil eksotis di sebelahnya.

Di suatu hari yang cerah, di tanggal yang cantik (12-12) mendapat kesempatan mengunjungi Pulau Putri Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari DKI Jakarta. Bersama teman-teman kantor di BDA Sukamandi (KKP) menyempatkan singgah di Pulau Tidung, yang jaraknya lebih dekat dari ibukota (Jakarta). Saat berkeliling di Pulau Tidung inilah mendapati fakta bahwa ada sebuah potensi ekonomi masyarakat yang terlewatkan dan belum dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat. Bahkan kata mereka belum pernah tau tentang informasi tersebut.

Adalah di Pulau Tidung terdapat varietas tumbuhan sejenis porang yang tumbuh subur dan liar hampir di sebagian besar daratan pulau yag tidak terdapat bangunan di atasnya. Belum pasti apakah jenis itu adalah porang yang harganya saat ini  Rp.10.000 hingga Rp.13.000 per kg basah dan siap panen, atau Rp.55.000 sampai Rp.65.000 per kg untuk yang iris kering (✔️ Harga Porang Basah dan Kering Bulan Ini Desember 2023 | HargaBulanIni.com). Tetapi yang pasti bahwa tumbuhan ini tumbuh subur di pulau Tidung, dan sampai saat ini menurut keterangan beberapa warga, belum pernah ada yang membelinya, sehingga masyarakat juga tidak tau bahwa tumbuhan itu bernilai ekonomis tinggi. Dari tampilan tumbuhan yang tumbuh liar ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat belum mengetahui nilai ekonomisnya.

Bagi masyarakat pada umumnya sebuah informasi tentang sumber duit adalah informasi yang amat berharga. Demikian halnya info tentang porang yang belum pernah sampai di masyarakat Pulau Tidung. Ketika ditanya mengapa belum pernah ada yang kesini membelinya? maka jawaban praktisnya adalah mungkin pembeli belum pernah tau bahwa di pulau ini ada porang tumbuh subur. Padahal di belahan bumi lain, tidak jauh dari pulau ini, porang menjadi primadona karena menjadi sumber duit yang besar dan tidak sulit membudidayakannya. Informasi ini juga sebenarnya banyak tersedia di berbagai media informasi.

Bagi masyarakat pulau kecil, ada saat pendapatan meningkat, yakni ketika pengunjung banyak dan atau hasil laut melimpah. Tetapi ketika cuaca sedang tidak bersahabat, maka kedua sumber pendapatan tersebut cenderung akan menurun, nelayan tidak melaut dan wisatawan akan memilih objek yang lebih aman untuk dikunjungi. Pada saat itulah sumber ekonomi alternatif akan sangat membantu menopang ekonomi masyarakat pulau. Jika suatu ketika porang bisa dibudidayakan di Pulau Tidung dan sekitarnya, maka masyarakat akan ada yang menanam, mengeringkan dan ada yang mengolah porang agar menjadi sumber uang.

Ide sederhana seperti ini jika ditindaklanjuti akan berdampak bagi masyarakat. Bahkan bisa jadi memunculkan ide baru lainnya yang lebih berdampak besar. Anak-anak pulau harus dimotivasi untuk berkarya, karena mereka punya sumberdaya. Yang kurang adalah informasi. Sehingga bagi setiap pengunjung pulau, mengunjungi pulau untuk berwisata adalah perbuatan mulia karena menggerakkan ekonomi masyarakat pulau. Lebih dari itu, pengunjung akan meninggalkan “legacy” yang berharga, ketika datang dengan sebuah informasi atau ide untuk kemajuan masyarakat pulau.

 

Outbound Untuk Korsa Pegawai

Membangun kebersamaan sebuah komunitas organisasi tentu tidak selalu mudah. Kebersamaan sangat bergantung pada kondisi organisasi tersebut. Komposisi orang-orang, struktur yang ada, power distance, komunikasi yang terbangun, tradisi dan budaya organisasi, menjadi variable-variabel yang berpengaruh. Sehingga pada umumnya sebuah organisasi baik pemerintah maupun swasta akan senantiasa mengagendakan secara periodik, sebuah kegiatan yang bertujuan membangun kebersamaan atau korsa di antara pegawai pada organisasi tersebut. Kebersamaan yang baik akan mendukung organisasi sehat dan bisa tumbuh dengan baik.

Peningkatan kapasitas dalam bentuk outbound adalah jenis kegiatan yang paling banyak diminati dilaksanakan untuk membangun jiwa korsa pegawai. Tentu tidak lepas dari ketersediaan budget untuk itu. Outbound sering menjadi pilihan utama karena pada kegiatan ini para pegawai dibawa keluar sejenak dari suasana kantor yang penuh dengan hingar bingar kesibukan dan stress karena beban pekerjaan. Outbound identik dengan tempat wisata dengan kelengkapan fasilitas yang akan membuat pegawai merasa nyaman dan bisa menikmati suasana, sehingga benar-benar bisa sejenak ‘healing’.

Outbound sering dianggap sebagai media peningkatan kompetensi pegawai, dan itu ada benarnya. Dalam kegiatan membangun jiwa korsa atau kebersamaan pegawai, outbound seringkali dipadukan dengan pemberian materi dari motivator atau trainer dari outbound itu sendiri. Kompetensi yang dimaksud adalah soft skill. Sejauh mana peningkatan kompetensi tersebut terjadi masih diperlukan pengukuran. Tetapi secara sepintas akan kelihatan bahwa pasca kegiatan peningkatan korsa melalui outbound, kebersamaan dan semangat kolaborasi antar pegawai akan segera terperbaharui kembali.

Oleh karenanya sangat penting untuk memperhatikan konten dari outbound dan kurikulum dari kegiatan peningkatan kompetensi yang akan diselenggarakan. Dengan demikian anggaran yang dikeluarkan akan efektif mencapai tujuan kegiatan. Untuk menguji efektivitas tersebut, organisasi bisa melakukan pengukuran dengan pengamatan langsung atau wawancara. Dalam jangka panjang efek dari kegiatan akan terlihat pada peningkatan kinerja pegawai.

Apabila hasil kegiatan positif atau terjadi peningkatan secara signifikan maka kegiatan peningakatan kinerja tersebut bisa direkomendasikan pada periode berikutnya. Organisasi penting untuk membuat perencanaan kegiatan serupa termasuk penyiapan anggarannya. Tetapi jika tidak terjadi peningkatan setelahnya, maka penting untuk mengoreksi kurikulum dan penyedia jasa layanannya. Organisasi bisa mencari penyedia jasa layanan sejenis yang direkomendasikan oleh organisasi lain.

Komposisi antara piknik, bermain game, dan menerima materi motivasi, serta acara selingan lainnya, harus diramu sedemikian rupa sehingga berdampak bagi peserta. Hal ini berhubungan dengan konten, waktu dan suasana. Karena tujuan yang ada dibenak para pegawai didominasi oleh bersenang-senang, piknik dan bermain. Konten berupa materi soft skill harus disisipkan dengan rapi sehingga tidak mengurangi kesan yang dicari oleh karyawan. Dengan demikian, selain anggaran dan lokasi kegiatan, sekuen atau rundown acara sangat penting diatur dengan baik.

Satu contoh yang baik dilaksanakan oleh PPN Sibolga dalam rangka peningkatan kapasitas pegawainya di Danau Toba, tepatya di Samosir Cottage Resort, pada 1-3 Desember 2023. PPN Sibolga menghadirkan pimpinan dan 70%  pegawainya. Acaranya dimulai dengan pengarahan dari pejabat struktural organisasi, dan dilanjutakn dengan pemberian materi soft skill berupa core value ASN yakni Ber-Akhlak. Pada keesokan paginya kegiatan dimulai dengan pemberian materi motivasi dari motivator yang dilanjutkan dengan outbound. Pada akhir kegiatan, disi dengan ramah tamah, apresiasi berupa pembagian berbagai hadiah bagi kategori pegawai berkinerja terbaik dan berbagai kategori lainnya, serta ditutup dengan acara hiburan. Pemilihan tempat yang sesuai dan even organizer outbound yang berpengalaman serta narasumber yang handal, membuat pegawai bisa benar-benar menikmati seluruh rangkaian kegiatan dengan baik. Hasilnya akan dinikmati kemudian, berupa peningkatan kinerja melalui peningkatan kebersamaan pegawai PPN Sibolga.

Menakar Talenta Kepemimpinan ASN

Oleh : Agussalim*)

“Setiap kamu (pribadi) adalah pemimpin” kata Nabi Muhammad dalam salah satu penggalan sabdanya. Kalimat sederhana ini mengandung makna bahwa setiap pribadi lahir dengan talenta kepemimpinan. Sebesar apa talenta tersebut mengaktual dalam kehidupan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana seorang tersebut berada. Jika dia berada dan dikelilingi oleh hal-hal yang menjadi pupuk bagi talenta kepemimpinannya, maka talentanya dari intension bisa menjadi nyata dalam action dan menghasilkan result atau outcome kepemimpinan bahkan akan menjadi habit sebagai seorang pemimpin.

Leadership atau kepemimpinan menurut Goerge R. Terry sebagai hubungan di mana satu orang yakni
pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama sukarela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Kepemimpinan merupakan sebuah bangunan majemuk yang terbangun atas berbagai pondasi talenta atau kompetensi. Kadarnya akan bertumbuh atau tergerus seiring berjalannya waktu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sehingga sangat penting untuk mengenal apa saja kompetensi yang membangun leadership dalam setiap pribadi, agar menghasilkan outcome kepemimpinan yang bisa dipertanggungjawabkan, seperti sambungan sabda Nabi Muhammad “dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kamu pimpin”.

Selanjutnya

Yanto dan Wisata Mangrove Tangkolak dalam Balutan Sampah Plastik

Senyum sumbringah terbersit di wajah Pak Yanto (pengelola Dewi Bahari Tangkolak, Kelurahan Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat) mendapat kunjungan wisatawan dari berbagai daerah, yang sebenarnya peserta pelatihan PELP BDA KP Sukamandi. Senyumnya menyiratkan harapan baru, bahwa tempat wisata mangrove yang dia bangun selama ini akan kembali mendapat perhatian dari pemerintah. Dia telah mengabdikan dirinya dengan sukarela menanam mangrove di kawasan yang dulunya hanya menjadi tempat orang membuang hajat. Sejak 9 tahun lalu, tepatnya 2014, Yanto bersama kelompok yang dibangunnya, telah menanam sedikitnya 80.000 anakan mangrove yang saat ini telah besar dan menjadikan kawasan pesisir Tangkolak teduh dan menarik hati pengunjung. Tidak berselang lama sejak anakan mangrove menghijaukan kawasan ini, tempat ini lalu menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat. Perhatian pun berdatangan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan dan berbagai perguruan tinggi ternama di tanah air seperti Universitas Indonesia dan Bina Nusantara. Namun apa daya, sejak bencana covid menyerang, saat ini fasilitas pendukung wisata yang telah dibangun banyak mengalami kerusakan dan terlihat sampah berserakan dimana-mana.

Onggokan sampah melingkari gazebo dengan beberapa bagian atap bolong, menjadi pemandangan yang seolah mengisyaratakan bahwa tempat ini sekian waktu tidak dikunjungi, dan kurang terurus. Selain itu, beberapa bagian dari jembatan tracking mangrove tidak bisa dipijak karena rapuh dan telah rubuh di sebagian sisinya. Terdapat pula bangunan bekas kios dengan logo Kementerian Kelautan Perikanan, yang menandakan bahwa itu adalah bantuan pemerintah. Menurut Yanto, kondisi sebelumnya jauh lebih memprihatinkan, jalan arteri  berupa beton penuh dengan sampah plastik. Dengan hati dan jiwa besar, Yanto yang sebelumnya merupakan pelaku pengrusakan terumbu karang di kawasan ini, berusaha membangun kembali objek wisata mangrove ini, sebagai upaya memperbaiki kesalahan masa lalunya. Yanto berusaha mengajak teman-temannya sesama perusak lingkungan agar bertobat dan membangun lingkungan, tetapi sebagian besar tidak mengindahkannya. Yanto tidak berputus asa, bermodal dukungan keluarga, terutama istri dan putranya, dia terus melakukan pembibitan mangrove untuk ditanam pada lokasi yang masih gundul. Dengan berjalannya waktu, serta berbekal restu dari pemerintah kelurahan setempat, Yanto terus berjuang memulihkan kondisi objek wisata Tangkolak. Saat ini sekitar 14 orang mengambil bagian menjadi anggota kelompok besutan Yanto dan membangun desa wisata atau Dewi Bahari Tangkolak.

Diakui oleh Yanto bahwa sampah menjadi kendala terbesar yang dihadapinya dalam memajukan objek wisata Tangkolak agar bisa memuaskan pengunjung. Sumber sampah-sampah plastik tersebut bukan hanya dari penduduk setempat, tetapi juga dari laut dan muara sungai yang terdapat di sisi kawasan mangrove. Selain mengangkut sampah keluar dari kawasan, Yanto tidak punya solusi lain, sementara sampah tersebut terus berdatangan. Tidak ada alat pemusnah sampah, tidak ada insenerator disana. Tetapi Yanto tidak berputus asa, dia terus berjuang mempertahankan eksistensi mangrove tersebut dan meluaskannya selagi dia mampu.

Dalam jabat erat tangan Yanto dengan pengunjung saat berpamitan, seolah dia ingin menitip pesan. Seolah dia ingin berkata, bukankah ini bukanlah tugas Yanto seorang diri? Yanto hanyalah seorang tamatan SMP yang merasa berhutang pada lingkungan yang selama ini banyak dirusaknya. Melalui gerakan menanam mangrove sesungguhnya dia mengajak kepada semua pihak agar tumbuh kesadaran lingkungannya. Yanto ingin menjaga masyarakatnya dari serangan banjir rob air laut yang datang setiap tahun. Yanto juga ingin terumbu karangnya tetap lestari. Mangrove adalah benteng dua sisi yang menurutnya akan menjaga darat dan laut dari kerusakan. Menjaga darat dari serangan rob dan tzunami, menjaga laut dari serangan sampah dan sedimentasi. Yanto tidak pandai merangkai kata, tetapi sangat semangat berkarya mengisi hari-harinya membangun kawasan mangrove. Bukan juga untuk rupiah yang ingin dikumpulkannya, tetapi demi kebaikan masyarakat dan generasi Yanto di masa depan.

Wisata bahari akan menjadi solusi bagi masyarakat pemilik kawasan hutan mangrove seperti Tangkolak. Hanya saja, tidak dengan sendirinya sebuah objek menjadi tujuan wisata yang menarik. Wisata bahari akan menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat pesisir. Butuh manajemen yang baik dari berbagai pihak yang berkepentingan. Penataan sarpras pendukung, pengaturan entrance fee, pendataan data dukung lingkungan, perhitungan limit of acceptable change (LAC), penumbuhan kelompok sadar wisata (Darwis), pengembangan produk-produk lokal seperti kerajinan kerang atau makanan dan minuman dari mangrove, promosi dan pemasaran wisata serta berbagai hal lainnya. Tidak cukup dengan Pak Yanto seorang, tetapi kehadiran penyuluh, pengelola ekosistem pesisir dan laut, pemerhati wisata, akademisi, aktivis lingkungan, wisatawan dan masyarakat lokal, untuk bahu membahu membangun kawasan mangrove Tangkolak, untuk beranjak dari balutan sampah, menjadi objek wisata yang memberikan jasa wisata yang menyehatkan dan memberikan pengalaman menarik bagi semua pengunjung.

 

Oleh : Agussalim, Trainer Pariwisata Berkelanjutan, KKP

Cara Mudah Ber-karya Tulis

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, maka ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” demikian kalimat Pramudia Ananta Toer (1925-2006) dalam bukunya Bumi Manusia. Pernyataan itu tidak berlebihan dan demikian adanya, terbukti Anda tidak akan kenal Pramudia kecuali melalui tulisannya. Demikian halnya pahlawan wanita kita yang terkenal Kartini, yang menjadi inspirasi bukan hanya bagi kaum hawa tetapi juga kaum pria, atas bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang konon judul aslinya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya’. Kita tau pahlawan wanita kita bukan beliau seorang, bahkan banyak yang lebih heroik, tetapi poinnya adalah Kartini punya artefak, yakni tulisan beliau.

Setiap pribadi juga tentu memiliki sebuah pengalaman dan kreasi untuk kehidupan, yang membuatnya merasa berharga. Jika karya dan pengalaman tersebut berlalu begitu saja dan tidak dituliskan maka, tidak akan memberi efek untuk orang lain bahkan untuk generasinya sendiri. Kita bisa berkaca pada bangsa yang sudah memiliki peradaban maju sejak dahulu, itu karena mereka menuliskan tentang apa yang mereka alami dan apa yang mereka pikirkan, yang kita kenal dengan nama artefak.

Mengapa orang pada umumnya tidak menuliskan apa yang seharusnya mereka tulis? Tentu banyak alasan yang mendasarinya, yang jika kita reduksi sebagian akan berujung pada alasan tidak biasa. Karena tidak terbiasa menulis sehingga semua tidak tertulis. Untuk kita generasi kekinian, tentu saja tidak pas jika mereplikasi alasan seperti itu, karena perbedaan zaman yang amat jauh. Segala kemudahan ada pada zaman ini. Demikian halnya jika ingin menulis dan tulisannya bisa tersebar dengan cepat, ada banyak cara yang bisa ditempuh. Jadi alasan tidak terbiasa menulis, harusnya tidak lagi menghalangi kita untuk menulis. Oleh karenanya, izinkan saya berbagi tips sederhana bagaimana cara agar bisa terbiasa menulis.

1. Jangan menuntut sempurna di awal

Bagi kaum intelektual, dikenal istilah ilmiah atau memenuhi kaidah logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik atau ilmiah. Kata ilmiah seringkali menjadi ukuran kesempurnaan sebuah tulisan, dan kerap justru menjadi hambatan seseorang untuk menulis. Kata ilmiah begitu sampai di otak akan ditafsirkan sebagai sesuatu yang sulit dan terikat dengan berbagai aturan. Sehingga karya tulis ilmiah seringkali hanya dikerjakan karena sebuah keharusan, misalnya menjadi tugas pada jenjang pendidikan atau syarat kenaikan jabatan tertentu bagi ASN.

Agar bisa menulis karya tulis ilmiah sekalipun maka sebaiknya seseorang melepaskan kesan ilmiah dan kesempurnaan pada pikirannya. Ibarat seseorang yang akan berjalan di jalan raya maka yang pertama terpikirkan harusnya adalah ke mana tujuan perjalanannya, adapun ilmiah adalah rambu-rambu jalan, sehingga jika hanya memikirkan rambu-rambunya maka perjalanan tersebut akan lambat dan justru bisa jadi dibatalkan karena takut akan melanggar rambu atau tertangkap polisi karena sebuah pelanggaran. Padahal jika berpikir mudahnya, kaidah ilmiah bisa dibantu oleh reviewer jika tulisan itu akan masuk ke jurnal dan sebagainya. Selain itu, jika khawatir melanggar kaidah ilmiah maka seseorang bisa meminta bantuan orang lain untuk melihat keterpenuhian aspek ilmiah tersebut, saat tulisannya telah selesai. Intinya kerjakan saja dulu dan jangan terhambat oleh sesuatu apa pun.

2. Berlatih sepuluh hari

Dalam sebuah pertemuan tentang menulis, saya menangkap sebuah pesan penting bahwa untuk bisa menulis, maka berusahalah menulis selama sepuluh hari berturut turut tanpa peduli sebagus apa tulisan Anda, dan tidak perlu berpikir tema apa yang sesuai. Menulislah secara konsisten selama sepuluh hari dengan isi tulisan tentang apa pun yang sedang Anda pikirkan atau terbersit saat Anda akan mulai menulis.

Saya berpikir dengan menulis salama sepuluh hari, itu akan melatih otak untuk merangai kata dan menulis. Selain itu tulisan yang beragam itu akan memperlihatkan kepada diri Anda sendiri jenis tulisan apa yang Anda sukai, yang terlihat dari dominasi jenis tulisan yang muncul. Mungkin Anda seorang yang suka menulis hal-hal yang religius, atau hal yang lucu, seram, sedih dan sebagainya. Atau mungkin Anda berbakat jadi cerpenis atau novelis. Anda mugkin tidak akan yakin dengan passion Anda sebelum berusaha secara konsisten menulis selama sepuluh hari.

3. Jangan melihat ke atas

Ini adalah bagian yang cukup sulit saat kita memulai menulis. Sering kita melihat atau mendengar cerita seorang penulis, yang membuang banyak kertas karena tulisannya yang dianggapnya tidak menarik, yang diganti dengan tulisan baru, hingga akhirya menemukan tulisan yang menurutnya menarik. JIka itu terjadi pada kita yang tidak terbiasa menulis, kemungkinan kita akan menyerah sebelum menemukan tulisan yang benar-benar menarik menurut kita. Sehingga strateginya menurut seorang pelatih pada sebuah pelatihan menulis yag saya pernah ikuti, “jangan melihat ke atas”. Arti kalimat itu sederhana, jangan pernah melihat apa yang Anda tulis sebelum seluruh ide yang ingin Anda tuangkan telah keluar dari otak Anda dan menjadi sebuah tulisan. Bahkan untuk memperbaiki penulisan atau pengetikan huruf yang salan sekali pun. Mengapa demikian? Karena Anda akan cenderung berhenti menulis dan ide-ide akan terhenti alirannya saat kembali melihat apa yang telah ditulis. Keluarkan saja seluruh ide dalam kata dan kalimat yang ingin keluar dari kepala  ke lembaran-lembaran tulisan, sampai akhirnya terasa tidak tersisa, atau dianggap cukup.

Lalu kapan kita melihat tulisan tersebut? Yakni saat tulisan telah selesai dan Anda akan melakukan editing pada tulisan. Saat itulah Anda memperbaiki susunan kalimat, kata atau huruf yang kurang sesuai. Biarkan tulisan itu utuh terlebih dahulu, lalu kemudian dirapihkan. Tentu saja kerapihan dan kehalusan sebuah karya tulis juga dipengaruhi oleh jam terbang atau jam berlatih. Bukan sebuah masalah, yang pasti ide Anda telah bertransformasi menjadi sebuah tulisan, sebuah karya dan sebuah artefak.

4. Tahapan Menuls Ilmiah

Setelah memperhatikan dan menerapkan beberapa poin di atas, maka mulailah memperhatikan penulisan ilmiah. Untuk membantu Anda yang belum berpengalaman, agar bisa menulis ilmiah, uraian berikut mungkin berguna. Pertama, tentukan tema. Tema sebaiknya singkat, padat, jelas dan menarik. Selain itu tema juga sebaiknya up to date, menjadi isu kontemporer atau sedang menjadi phenomena. Misalnya tentang sampah, tema ini menarik dan kekinian. Banyak tema lain yang bisa Anda ambil sesuai dengan apa pun yang ingin Anda tuliskan, terlepas latar belakang keilmuan Anda sesuai atau tidak sama sekali. Kedua, persempit tema. Gunakan model paragraph induktif atau dari umum ke khusus. Contoh tentang sampah yang masih terlalu umum, persempit menjadi pegelolaan sampah. Ketiga, tentukan judul. Untuk judul yang baik sebaiknya singkat dan menarik. Anda bisa berimprovisasi tentang judul yang akan Anda angkat, bergantung ada tujuan penulisan. Bahkan sebenarnya judul Anda bisa saja berubah pada saat tulisan Anda telah selesai.

Tahapan keempat, buat perencanaan. Pada tahap perencanaan, gunakan teknik mind maping atau pemetaan pikiran. Pada saat berpikir tentang pengelolaan sampah, maka terbayang banyaknya percabangan dalam pemikiran kita. Pada satu sudut kita terpikir tentang pola pengelolaan tradisional dan pengelolaan modern, di sudut lain terpikir bahwa sampah itu banyak jenisnya, dan pada sudut yang lain lagi tergambar bahwa sampah ada yang bisa dimanfaatkan kembali dengan daur ulang (recycle) atau dengan penggunaan ulang (reuse). Pada saat memetakan pikiran, poin poin yang tidak ingin dibahas dalam tulisan bisa direduksi, serta menggaris bawahi poin inti yang ingin dimunculkan. Selain itu peta pikiran juga menunjukkan kepada Anda bagian mana yang akan menjadi cabang dan mana yang hanya ranting atau sub bagian pada tulisan.

Tahapan kelima, buat kerangka tulisan. Segera setelah Anda memetakan pikiran, akan tergambar dengan jelas bagian mana yang akan menjadi bagian besar dan sub bagian kecilnya. Ini membantu Anda membuat kerangka tulisan yang akan menunjukkan mana yang menjadi bab dan sub bab, serta mana yang akan dikedepankan dan yang mana yang akan dibahas kemudian. Misalkan tulisan tentang pengelolaan sampah, maka bisa jadi akan tersusun atas kerangka: pendahuluan, jenis-jenis sampah, model pengelolaan sampah, penerima manfaat pengelolaan sampah, best practice pengelolaan sampah, dan seterusnya hingga daftar pustaka.

Satu hal yang jangan dilupakan agar tulisan dibaca orang, yakni segitiga konsistensi harus menjadi bagian pengikat dari tulisan tersebut. Apa itu Segitiga Konsistensi dalam penulisan? Yakni masalah-tujuan-kesimpulan harus konsisten. Jika di awal mengangkat tentang masalah pengelolaan sampah basah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah agar sampah basah bisa dikelola, dan kesimpulannya adalah tentang cara mengelola sampah basah. Di luar poin yang dibahas tersebut sifatnya hanya informasi pendukung dan tidak menjadi bagian pembahasan yang yang dominan.

Ada banyak hal bermanfaat untuk kita bagi dengan orang lain yang mungkin akan sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, ketika Anda menuliskan hal tersebut agar bisa dibaca oleh orang lain. Saya berharap kata ilmiah menjadi alat bantu untuk meningkatkan kualitas tulisan dan menjadi daya tarik tulisan, dan bukan menjadi penghambat untuk berbagi pengetahuan. Selamat berkarya, semoga karya Anda menjadi jembatan kebaikan bagi sesama dan kebaikannya akan kembali ke Anda pribadi.

 

Agussalim, Trainer pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Penyuluh Perikanan Sakti, Buku Recomended Untuk Penyuluh Perikanan

Sebuah buku yang menggambarkan tentang penyuluh sebagai garda terdepan dalam pembangunan sumberdaya manusia, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan, telah terbit. Buku ini direkomendasikan bagi mereka yang ingin menjadi penyuluh yang diharapkan kehadirannya oleh masyarakat, karena kemampuannya dalam menyajikan solusi atas segala persoalan masyarakat kelautan dan perikanan. Diberi judul “Penyuluh Perikanan Sakti” oleh penulisnya Agussalim, karena seorang penyuluh memang layaknya menjadi seseorang yang “Sakti” dalam pengertian memiliki kemampuan teknis dan manajerial yang mumpuni agar mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat binaannya. Kompetensi teknis dan manajerial apa saja yang mesti dikuasai seorang penyuluh perikanan? Dapatkan gambaran jelasnya dengan membaca buku yang diberi pengantar oleh Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan ini.

Ekstrak Ikan Gabus untuk Maag dan Gastritis

1. Asam Lambung, Maag, GERD dan Gastritis

Kalangan masyarakat awam mengenal istilah yang beragam terkait penyakit yang berhubungan dengan lambung. Pada umumnya orang familiar dengan sebutan maag, asam lambung, dan ada pula yang menyebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan dalam ilmu kedokteran terdapat istilah gastritis. lalu apa perbedaannya? Menurut alodokter.com, sakit maag merupakan istilah umum yang digunakan di Indonesia untuk menggambarkan nyeri akibat saluran cerna sedangkan gastritis merupakan bagian dari sakit maag. Karena sakit maag sering disebabkan gastritis, sakit maag sering kita sebut juga dengan gastritis. sedangkan GERD menurut spesialisasamlambung.com, penyakit ini disebabkan naiknya asam dari lambung menuju esofagus atau kerongkongan. Penderita GERD hampir pasti adalah penderita Maag.

2. Apa Penyebabnya?

Gastritis adalah proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis karena dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres, (Tussakinah, 2017).

Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat sementara. Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis merupakan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih sering. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung dan berisiko berkembang menjadi kanker, (alodokter.com/gastritis).

Lalu bagaimana peradangan pada dinding lambung terjadi? Dinding lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa lambung. Hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung antara lain karena infeksi bakteri, dan jenis bakteri yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori, (alodokter.com/gastritis).

3. Helicobacter pylori Selaku Biangnya

Helicobacter pylori adalah bakteri Gramnegatif yang ditemukan pada permukaan epitel lambung dan dapat menginfeksi sekitar 50% dari populasi umum. H. pylori adalah bakteri mikroaerob, flagela, dengan batang melengkung, panjang 13 μm, lebar 0,30,6 μm. Bakteri ini memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap suasana asam. Bakteri H. pylori merupakan penyebab utama terjadinya gastritis kronik yang dapat menimbulkan komplikasi berupa 90% tukak duodenum, 80% tukak lambung, keganasan lambung dan mucosa associated lymphoid tissue (MALT) lymphoma. Prevalensi gastritis oleh karena H. pylori meliputi sekitar 50% penduduk bumi, dimana kebanyakan di negaranegara dunia ketiga dengan angka kejadian sekitar 80% 90%, kontras dengan negaranegara maju yang hanya sekitar 2050% (Leja et al., 2016 dalam Yulizal, 2020).

Bakteri H. pylori dalam bentuk biofilm lebih tahan terhadap anti bakteri atau lebih reaktif terhadap molekul yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Diperkirakan bahwa bakteri biofilm bisa sampai ribuan kali lebih tahan terhadap anti bakteri daripada bakteri planktonik (Attaran, Falsafi, & Ghorbanmehr, 2017 dalam Yulizal, 2020 ). Sangat sulit untuk menghilangkan H. pylori dari mukosa lambung, oleh karena biasanya infeksi H. pylori ini menjadi persisten. Hal ini disebabkan kemampuan H. pylori dalam mempengaruhi respon imun, agar dapat menghindari eliminasi dan mengurangi regulasi kerusakan jaringan (Niu et al., 2020 dalam Yulizal, 2020).

4. Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Solusi Komplit

Channa striata atau ikan gabus ialah sejenis ikan predator yang banyak dikonsumsi. Ekstrak Channa striata merupakan sumber protein hewani yang dipercaya mengandung nutrisi yang penting dalam meningkatkan stamina tubuh setelah persalinan, operasi, proses penyembuhan setelah menderita penyakit tertentu, anti inflamasi, anti oksidan, anti tukak lambung, anti bakteri dan anti jamur secara in vitro. Kandungan nutrisinya terdiri atas protein, terutama albumin dan asam amino esensial, asam lemak esensial, mineral khususnya zink/seng (zn) dan beberapa vitamin yang berguna untuk kesehatan (Mustafa et al., 2012 dalam Yulizal 2020).

Channa striata mengandung asam lemak esensial, seperti omega 6 dan omega 3. Omega 3 merupakan asam lemak yang bersifat anti inflamasi yang dapat meningkatkan proliferasi limfosit, aktivitas sel natural killer (NK), aktivasi makrofag, IL-1, IL-2, TNF-α dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang dibutuhkan untuk mempercepat eradikasi bakteri H. pylori dan penyembuhan (J. M. Park et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Channa striata selain dikenal sebagai sumber asam amino dan asam lemak yang cukup lengkap, juga mengandung mineral dan beberapa vitamin diantaranya seng, magnesium, kalsium, fosfor, vitamin A,B, D dan E (Asfar, Tawali, & Mahendradatta, 2014). Pasien gastritis pylori sering disertai dengan defisiensi mikronutrient seperti seng (zincum), besi (ferrum), selenium (Se), vitamin A, B kompleks, C, D dan E (Ozturk et al., 2015 dalam Yulizal, 2020).

Mineral dan vitamin yang terkandung pada ekstrak Channa striata ini diperkirakan berperan meregulasi berbagai jenis respon imun yang sangat diperlukan untuk melawan bakteri pada keadaan infeksi (Shafri & Manan, 2012 dalam Yulizal, 2020). Hasil penelitian Yulizal (2020) mendapatkan bahwa pemberian kombinasi rejimen standar eradikasi dan ekstrak Channa striata menghasilkan tingkat eradikasi yang sempurna (100%), dimana tidak dijumpai pertumbuhan bakteri H. pylori pada saat uji keberhasilan eradikasi.

5. Mengatur Pola Makan dan Manajemen Stres

Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat asam lambung meningkat. Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.
Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam
lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja berat, panik, tergesagesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Seseorang yang sudah menderita gastritis apabila dalam keadaan stres dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan gastritis. Oleh karena itu pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan relaksasi yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat stres pada seseorang sehingga akan membantu dalam upaya perawatan dan pencegahan kekambuhan gastritis, (Tussakinah, 2017).

Setelah kita mengetahui tentang gastritis, maka kita bisa mulai melakukan pencegahan atau pengobatan melalui pengaturan pola makan, menghindari makanan dan minuman yang bisa memicu kekambuhan gastritis, manajemen stress dan mengkonsumsi obat. Alternatifnya termasuk mengkonsumsi ikan gabus baik yang diolah secara tradisional seperti dimasak atau digoreng maupun yang sudah dalam bentuk suplemen seperti kapsul maupun cairan esktrak ikan gabus, secara teratur. Terkhusus untuk suplemen atau obat tradisional ekstrak ikan gabus, terdapat banyak pilihan yang bagus. Salah satu produk ekstrak Channa striata yang beredar di pasaran ialah Galibumin Kutuk®. Kapsul (@400 mg) maupun cairan (@40 ml) ekstrak ikan gabus produksi CV Ghalib Fish Abadi ini telah dipasarkan secara nasional oleh agen pemasaran yang tersebar di tanah air. Produk ini sudah memenuhi syarat standarisasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) dari BPOM RI, juga telah melewati uji laboratorium lengkap terkait kandungan albumin, protein, Ca, Fe, Zg dan kadar logam berat yang sesuai standar dari BPOM RI. Juga telah melewati uji aspek BKO (bahan kimia obat), aspek mikrobiologi dan aspek fisika, sehingga bebas dari faktor kontaminan serta aman dikonsumsi. Oleh karenanya produk ini dinyatakan bisa diedarkan buat membantu kesehatan dan peningkatan gizi masyarakat melalui ijin edar dari BPOM RI.

Agussalim

 

Referensi :

alodokter.com/gastritis

spesialisasamlambung.com

Tussakinah, Widiya (2017).  HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRES TERHADAP KEKAMBUHAN GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAROK KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2017. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Yulizal, 2020. PENGARUH EKSTRAK IKAN GABUS (Channa striata Bloch.) DAN REJIMEN ERADIKASI TERHADAP EKSPRESI
MACROPHAGE MIGRATION INHIBITORY FACTOR DAN KADAR ASYMMETRIC DIMETHYLARGININE PADA TIKUS MODEL GASTRITIS PYLORI. Disertasi Program Doktor, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN.

Ikan Gabus untuk Pencegahan Stunting dan Siklus Ekonomi Baru

Stunting atau kekerdilan yang sering dialami bayi dan anak-anak karena kekurangan gizi banyak menjadi persoalan di negara berkembang. Kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat menjadi salah satu faktor pemicunya. Oleh karena hal itu berhubungan dengan masa depan generasi sebuah bangsa, maka pemerintah tidak boleh tinggal diam dan membiarkan kondisi tersebut terus terjadi, karena akan membahayakan bangsa itu sendiri di masa depan. Maka sebagai negara yang ingin memastikan masa depan generasi penerusnya cemerlang, maka pemerintah kita memprogramkan pengentasan stunting sejak tahun 2015 melalui RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pengantarnya pada dokumen Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (stunting) Periode 2018 – 2024. Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah Lima Tahun), sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1.000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.

1. Intervensi Gizi untuk Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting merupakan program nasional yang melibatkan berbagai lembaga kementerian dan setingkat kementerian. Di dalamnya terdapat banyak intervensi gizi spesifik dengan kelompok sasaran tidak hanya kepada bayi dan anak, tetapi juga kepada ibu hamil, ibu menyusui, bahkan kepada remaja dan wanita usia subur. Bentuk intervensi prioritas yang dilakukan antara lain pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin, suplementasi tablet tambah darah, tata laksana gizi buruk akut, serta pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut. Intervensi penting lainnya berupa pemberian suplemen vitamin A, kalsium, taburia, zinc, imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS), dan pencegahan HIV, kecacingan serta perlindungan dari malaria, (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018).

2. Kandungan Ikan Gabus untuk Gizi Bayi dan Ibu Hamil

Dikutip dari laman www.popmama.com/baby/7-12-months/, di dalam 100 gram ikan gabus mengandung sebanyak 69 kalori, 25,2 gram protein, 1,7 gram lemak, 0,9 miligram zat besi, 62 miligram kalsium, 76 miligram fosfor, 150 miligram vitamin A, 0,04 miligram vitamin B, dan 69 miligram air. Semua kandungan tersebut sangat baik untuk dikonsumsi oleh bayi saat masa MPASI (makanan pembantu ASI). Kandungan protein dalam ikan gabus dapat membantu proses pembentukan sel tubuh dan otot. Ketika si Kecil mengonsumsi ikan gabus, maka si Kecil akan mendapatkan asupan protein untuk otot dan tulang. Selain itu juga protein dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi si Kecil. Protein yang terdapat pada ikan gabus juga memiliki fungsi untuk mencerna dan melepaskan asam ke dalam darah yang akan dinetralkan oleh tubuh dengan kalsium. Jika si Kecil rutin mengonsumsi ikan gabus, tubuhnya juga akan kuat untuk melawan berbagai penyakit, khususnya yang diakibatkan adanya perubahan cuaca.

Ikan gabus mengandung protein albumin yang tinggi untuk membantu pencegahan gizi buruk pada anak dan ibu hamil. Di dalam 100 gram ikan gabus terdapat banyak nutrisi dan gizi yang sangat penting untuk kesehatan si Kecil. Usianya yang masih balita membuat tubuhnya rentan terkena berbagai penyakit. Oleh karena itu si Kecil membutuhkan asupan yang dapat membuat tubuhnya kuat untuk melawan virus dan bakteri. Ikan gabus memiliki kandungan zinc yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Sehingga si Kecil akan lebih kuat untuk melawan virus dan bakteri yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Kandungan mineral pada ikan gabus juga berguna untuk sintesis DNA, tumbuh kembang bayi, dan pertumbuhan sel yang akan membuat si Kecil bertumbuh dengan baik.

3. Ikan Gabus Sebagai Bahan Baku Lokal dan Siklus Ekonomi Baru

Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, dengan mempercepat diversifikasi pangan berbasis sumber daya pangan lokal, merupakan salah satu strategi pencegahan stunting (tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018). Salah satu sumber pangan lokal yang potensial adalah ikan gabus. Ikan gabus dengan nama latin Channa sriata tersebar hampir di seluruh perairan umum di tanah air, dengan nama lokal yang beragam. Kabar baiknya, survival rate atau ketahanan hidup ikan gabus di alam sangat tinggi, dan selain tersedia di alam, ikan ini juga bisa dibudidayakan oleh pembudidaya ikan. Ikan ini juga sudah dikenal oleh masyarakat secara turun temurun sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit, bagi semua golongan usia. Meskipun di sebagian daerah ikan ini sudah dieksploitasi tetapi di sebagian daerah yang lain potensinya nyaris belum dikelola sama sekali. Sehingga juga potensial untuk menjadi sumber nutrisi pencegahan  stunting dan peningkatan gizi anak.

Melalui pengelolaan ikan gabus menjadi sumber gizi untuk pencegahan stunting, maka akan tercipta sebuah siklus ekonomi baru, dimana pangan dan gizi keluarga diperoleh dan dikelola dari sumberdaya lokal, dan dimanfaatkan untuk pencegahan stunting anak-anak masyarakat setempat. Selain menumbuhkan ekonomi pelaku penangkap ikan dan pembudidaya ikan gabus, juga ekonomi pengolah ikan gabus, baik yang skala tradisional seperti ikan gabus kering, maupun skala industri seperti pengolahan ekstrak ikan gabus menjadi suplemen kesehatan atau obat tradisional. Di sisi lain, hal ini tentu saja bisa menghemat anggaran negara dalam hal penyediaan suplemen yang akan disalurkan dalam program pencegahan stunting, terutama jika suplemen tersebut berasal dari luar negeri atau berharga mahal.

Stunting sebagai sebuah masalah nasional yang sudah diprogramkan untuk ditangani dengan pelibatan banyak sektor, sudah selayaknya jika mendapat perhatian banyak pihak, termasuk di antaranya akademisi dan praktisi perikanan. Seperti diketahui bahwa salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini adalah “Kampung Ikan”. Program nasional pencegahan stunting akan menjadi hulu dari kampung ikan gabus jika dikoneksikan. Ikan-ikan gabus yang dibudidayakan akan sepenuhnya terserap pasar jika dekelola menjadi pangan sumber gizi penanganan stunting, sehingga masyarakat akan lebih semangat karena berada dalam sebuah siklus ekonomi baru, sumber pendapatan baru, di tengah sulitnya situasi ekonomi karena pandemi saat ini.

Agussalim (Trainer pada Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Esktrak Ikan Gabus Untuk Penderita Diabetes

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, kiranya semboyan bijak tersebut penting untuk kita tetap terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun keluarga, terutama dalam hal kesehatan. Mengapa demikian? kita semua sadar di masa pandemi ini, fokus perhatian kita banyak tercurah terhadap kesehatan. Biaya yang dibutuhkan untuk mencegah jauh lebih murah dibanding mengobati, bahkan alokasi anggaran negara sekalipun, yang terbesar saat ini adalah untuk biaya sektor kesehatan.

Salah satu dari 8 Penyakit Bawaan atau Komorbid Covid-19 yang Perlu Diwaspadai (Kompas.com – 31/07/2021) yang banyak diderita oleh sesama warga bangsa kita adalah penyakit gula atau diabetes melitus. Menurut Mahardini Nur Afifah, dalam artikel tersebut, penyakit diabetes yang tidak terkontrol bisa melemahkan daya tahan tubuh dan menimbulkan kerusakan berbagai organ vital. Penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 berisiko fatal karena infeksi virus corona juga meningkatkan risiko komplikasi berbahaya seperti ketoadiosis dan infeksi yang meluas atau sepsis.

1. Apa Penyebab Diabetes?

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2016, penyakit diabetes adalah penyebab kematian tertinggi ke-4 di Indonesia. Bahkan data pada tahun 2017, terdapat sebanyak 425 juta orang pengidap penyakit diabetes di seluruh dunia, dan Indonesia menempati urutan ke-6 dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, dan diperkirakan akan terus meningkat, kenapa? karena masyarakat Indonesia cenderung menyukai makanan dan minuman yang manis yang mengandung banyak gula. Dan juga, makanan pokok Indonesia adalah nasi putih, (sopjepang.com/guladarah).

Sumber makanan manusia memiliki 3 komponen besar yaitu: Protein, Karbohidrat dan Lemak. Ketika kita makan makanan berkabohidrat seperti nasi putih dan gula, karbohidrat tersebut akan menjadi glukosa. Lalu glukosa akan masuk ke dalam 2 tempat tubuh manusia yaitu sel dan darah. Jika glukosa masuk ke sel, glukosa tersebut akan menjadi energi, tapi jika glukosa terlalu banyak masuk ke darah, akan menyebabkan gula darah tinggi, lalu pankreas (yang menghasilkan hormon pankreas atau insulin, yang berfungsi memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel) akan bekerja lebih keras dan lama-lama akan rusak, yang berujung DIABETES. Jadi penyebab utama gula darah tinggi walaupun Anda sudah berusaha menjaga pola makan, adalah kerusakan jaringan sel pada pankreas. Itulah kenapa orang yang sering makan manis lebih cenderung terkena diabetes, (sopjepang.com/guladarah).

Selain karena faktor makanan, sebagian artikel ada yang menyebutkan tentang faktor keturunan dan obesitas yang juga bisa menjadi penyebab diabetes, tetapi di sini kita tidak membahas hal tersebut secara lebih rinci.

 

2. Bagaimana Mencegah Diabetes?

Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka kita bisa memikirkan cara mencegahnya agar tidak sampai mengalami kerusakan pankreas yang berujung pada sakit diabetes. Menghindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih dan gula adalah solusi utama mencegah kerusakan pankreas. Selain itu tentu saja pola hidup sehat harus menjadi pilihan pola hidup sehari-hari kita, karena jika sudah terlanjur kena diabetes tetap harus menempuh sebuah pola hidup sehat yang tentu jauh lebih sulit dibanding saat masih bebas dari diabetes.

Cara mencegah diabetes antara lain: menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi seimbang, mengurangi konsumsi gula/makanan manis, menjaga porsi makan, banyak minum air putih, memperbanyak aktivitas fisik, rutin olahraga, berhenti merokok, dan konsumsi suplemen mineral, (hellosehat.com/diabetes/tipe-2/cara-mencegah-diabetes).

Terkait mengenai suplemen kesehatan untuk menjaga pankreas dan organ tubuh kita sehat pada umumnya, disarankan untuk mengenali dengan baik kandungan supkemen kesehatan tersebut. Salah satu suplemen yang bisa menjadi pilihan Anda adalah suplemen berbahan herbal yang berfungsi merawat organ tubuh, dan efektif menyembuhkan luka atau memulihkan organ yang rusak.

 

3. Ekstrak Ikan Gabus untuk Pengobatan Diabetes

Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuktikan, bahwa ekstrak Ikan Gabus dapat menjadi obat penyakit diabetes. Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan penelitian pada hewan uji. Hasil yang didapat pada hewan uji, ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak. Menurut Dr. Dewi Hidayati, S.Si, M.Si, “Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal,” jelasnya, (amp.kompas.com/health/read/2016/04/03).

Kandungan utama ekstrak ikan gabus adalah albumin, yang selama ini dikenal sebagai obat yang efektif untuk penyembuhan luka, dan merawat pembuluh darah serta sebagai transport nutrisi dalam darah. Yang penting diperhatikan  saat Anda memutuskan untuk mengkonsumsi ekstrak ikan gabus adalah, apakah ekstrak ikan gabus yang dikonsumsi telah melewati uji laboratorium. Hal ini penting karena menngindikasikan tentang kandungan gizi, baik protein maupun albuminnya tinggi, dan kandungan patogen seperti bakteri serta zat berbahaya di dalamnya seperti logam berat berupa arsen (As) kadmium (Cd) merkuri (Hb) dan timbal (Pb)  memenuhi standar yang disyaratkan Badan POM RI. Oleh karenanya kata kunci yang perlu diperhatikan saat akan mengkonsumsi suplemen ekstrak ikan gabus adalah apakah produk tersebut telah memiliki ijin edar dari BPOM atau tidak. Jika iya berarti produk tersebut telah memenuhi standar yang dipersyaratkan sehingga aman dikonsumsi dan mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Agussalim, S.Pi, M.Si (Widyaiswara pada Balai Latluh Perikanan Ambon, BRSDM KP, KKP)

Pemanfaatan Sumberdaya Laut Secara Ekstraktif Dan Non Ekstraktif

Pemanfaatan sumberdaya laut baik di pesisir, di permukaan air, di kolong maupun di bawah laut sudah berlangsung sejak dahulu kala, bahkan ketika ummat manusia belum mengenal peradaban maju seperti saat ini. Laut dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya. Laut menjadi sumber pangan bagi manusia dan sekaligus menjadi penghubung antara satu daratan dengan daratan lainnya. Hal inilah yang mungkin menyebabkan kawasan yang paling dominan disenangi oleh manusia untuk bermukim pada awalnya juga adalah pinggir laut. Tidak heran jika kota-kota besar di dunia bahkan di Nusantara pada umumnya berada di pinggir laut. Kondisi ini menyebabkan jumlah populasi manusia terbanyak juga cenderung berada di pemukiman dekat laut.

Keberadaan populasi manusia yang banyak di dekat laut sangat erat kaitannya dengan berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di laut itu sendiri. Berbagai komunitas kehidupan yang terdapat di laut, atau yang dikenal dengan ekosistem, memberikan manfaat yang beragam bagi manusia. Manfaat yang diperoleh tersebut berkembang dari waktu ke waktu seiring berkembangnya pengetahuan manusia dan kemampuannya memanfaatkan potensi yang ada.

Manfaat yang diperoleh manusia dari laut di antaranya manfaat dari segi pangan. Laut memberikan ikan dalam berbagai jenis dan ukuran yang dapat ditangkap oleh manusia sesuai dengan alat yang dipergunakannya. Selain ikan, laut juga menyediakan udang, kepiting, kerang-kerangan, dan berbagai spesies yang bisa dikonsumsi. Laut juga menyediakan bahan pangan dari tumbuhan laut yakni rumput laut, alga dan anggur laut. Bahan pangan tersebut ada yang bisa langsung dikonsumsi oleh manusia, ada pula yang dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan.

Terdapat berbagai produk-produk laut bernilai ekonomis penting selain pangan, yang juga sering dimanfaatkan oleh manusia. Mutiara yang bernilai jutaan bahkan puluhan juta rupiah berasal dari kerang mutiara yang banyak terdapat di laut. Selain mutiaranya, kerang mutiara juga memiliki kulit yang bisa diolah menjadi hiasan dinding yang juga bernilai jual tinggi. Terdapat pula batu karang yang dahulu banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan kapurnya untuk cat bangunan. Pasir laut sampai saat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan rumah penduduk karena dianggap mudah diperoleh dan ekonomis.

Jasa lingkungan juga banyak diberikan oleh laut. Air laut merupakan media yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga dimanfaatkan untuk alur pelayaran. Angin laut dimanfaatkan untuk menggerakkan layar perahu nelayan, dan menggerakkan turbin untuk pembangkit tenaga listrik. Gelombang laut dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir yang juga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Keindahan alam laut yang meliputi pesisir pantai maupun panorama bawah lautnya menawarkan potensi wisata yang bernilai tinggi dan diminati masyarakat lokal sampai internasional.

Pada zaman modern saat ini kita mengenal istilah energi terbarukan yang diperoleh dari laut. Energi terbarukan tersebut berasal dari aspek fisika air laut seperti gelombang, arus dan panas air laut. Juga berasal dari aspek biologi berupa makroalga dan mikroalga. Menurut Putra (2016) Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) melansir temuan data peta potensi energi laut pada 2011. Pemetaan dilakukan pada 17 titik lokasi untuk energi panas laut, 23 titik lokasi energi gelombang laut, dan 10 titik lokasi energi arus laut. Energi terbarukan tersebut dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik dalam kapasitas yang sangat besar. Energi terbarukan dari laut menurut Nattasya (2015) selain pemanfaatan energi laut lewat arus, ombak dan panas laut, organisme laut pun sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah makroalga (rumput laut) dan mikroalga (alga/ganggang), keduanya bisa diekstrak menjadi biofuel.

Laut juga memberikan berbagai jasa lingkungan untuk manusia. Laut menjadi media penghubung antara satu wilayah daratan dengan daratan lain, sehingga permukaan laut memungkinkan untuk menjadi alur pelayaran. Keindahan alam pantai, bawah laut, dan terumbu karang, memberikan pengalaman tak terlupakan untuk para wisatawan. Gelombang laut juga menawarkan pengalaman berselancar yang menyenangkan bagi para pencinta olahraga air laut.

A. Pemanfaatan Ekstraktif

Pengambilan manfaat sumberdaya perairan khususnya laut terbagi atas pemanfaatan ekstraktif dan non ekstraktif. Pengambilan manfaat dengan cara mengambil sumberdaya dikenal dengan istilah pemanfaatan ekstraktif, sedangkan pengambilan manfaat non-ekstraktif tidak dilakukan dengan mengambil sumberdaya, tetapi memanfaatkan nilai-nilai dan fungsi yang diberikan oleh sumberdaya tersebut, (CTC, 2016).

Pemanfaatan ekstraktif terhadap sumberdaya laut antara lain penambangan minyak, gas dan mineral, pengambilan batu karang pengambilan pasir dan sebagainya. Pemanfaatan dengan mengambil sumberdaya yang umum kita kenal di antaranya penangkapan ikan, udang, kerang, kepiting, lobster, teripang dan segala biota perairan, termasuk penebangan pohon mangrove. Selain itu budidaya perairan seperti budidaya ikan, budidaya mutiara, budidaya rumput laut dan jenis budidaya laut lainnya. Hal yang paling mudah dikenali dari kegiatan pemanfaatan ekstraktif adalah jika kegiatan pemanfaatan tersebut mengambil sumberdaya laut maka hal tersebut adalah kegiatan ekstraktif, terlepas dari apakah sumber asal (benih) atau terdapat bagian proses dari sumberdaya yang diambil tersebut berasal dari daratan.

  • Panambangan minyak, gas, dan mineral

Pemanfaatan sumberdaya laut berupa pertambangan migas adalah kegiatan yang menggunakan teknologi maju. Potensi sumberdaya migas dan mineral di laut memiliki peluang dan tantangan. Jurnal Maritim (2015) dalam Puryono (2016), menyebutkan bahwa Komite Eksplorasi Migas Nasional memperkirakan cadangan potensial migas di Indonesia masih sekitar 222 miliar barel. Hal tersebut adalah peluang besar untuk pembangunan  bangsa tetapi sekaligus menjadi tantangan karena keterbatasan teknologi untuk melakukan pengeboran gas di laut dalam, ditambah lagi perbedaan geografis dan kedalaman laut terutama di wilayah timur Indonesia.

  • Pengambilan batu karang

Masyarakat pesisir sejak dahulu sudah dekat dengan keberadaan karang di laut. Bagi masyarakat pesisir, batu karang merupakan bahan bangunan yang ekonomis untuk membangun rumah, jembatan dan sebagainya. Selain untuk bangunan, kapur batu karang di sebagian masyarakat pesisir digunakan sebagai cat pemutih pada dinding rumah dan bangunan lainnya, seperti yang terjadi di beberapa daerah di Maluku dan Papua. Di sebagian daerah batu karang diambil kapurnya untuk dikonsumsi (sebagian masyarakat Papua senang mengkonsumsi sirih dan pinang yang dibumbui kapur yang sebagian berasal dari karang laut). Pengambilan batu karang terus berlangsung sampai saat ini di berbagai daerah pesisir, dan terus meningkat seiring bertambahnya alasan pengambilannya. Belakangan ini sebagian nelayan mengambil batu karang dengan tujuan mengambil ikan hias yang terdapat di dalam sela-sela karang tersebut. Bahkan awal tahun 2017 terjadi penyelundupan karang di Lombok dalam jumlah ribuan kantong terumbu karang dalam berbagai jenis dengan nilai jual tinggi (Mataramnews, 2017).

  • Penangkapan ikan

Penangkapan ikan merupakan aktivitas yang paling umum ditemui di pesisir dan laut. Nelayan  menggunakan berbagai alat untuk menangkap ikan. Berbagai jenis ikan ditangkap oleh nelayan untuk tujuan konsumsi dan dijual. Alat-alat tangkap dioperasikan oleh nelayan dalam berbagai jenis dan ukuran. Tombak adalah alat tangkap ikan yang paling tua dan sudah digunakan sejak zaman berburu. Pancing merupakan teknologi yang sudah cukup maju, sedangkan jaring adalah teknologi yang lebih maju lagi. Pada era modern, teknologi penangkapan ikan semakin berkembang pesat, ditandai dengan munculnya berbagai modivikasi alat tangkap ikan, semisal jaring dikembangkan menjadi pukat, pancing dikembangkan menjadi rawai dan longline. Seiring dengan perkembangan alat tangkap, armada penangkapan juga semakin meningkat dalam kapasitasnya. Abad 21 penangkapan ikan memasuki kondisi memprihatinkan, dimana terjadi penangkapan berlebihan (overfishing) di mana-mana. Overfishing tersebut disebabkan oleh upaya penangkapan ikan yang berlebihan baik dalam jumlah alat, jumlah armada penangkapan, maupun jenis-jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan.

  • Pengambilan mangrove

Mangrove yang banyak tumbuh di pesisir pantai merupakan sumber utama kayu bakar bagi masyarakat nelayan, sebelum bahan bakar minyak mudah diakses. Bahkan di beberapa tempat saat ini mangrove masih ditebangi untuk berbagai kebutuhan selain sebagai kayu bakar. Sebagian pembudidaya rumput laut mengambil mangrove untuk dijadikan pancang budidaya rumput laut. Mangrove juga sering diambil untuk pembuatan jembatan, tiang rumah dan sebagainya. Selain batang pohon mangrove, buah mangrove juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan seperti jus mangrove, manisan mangrove, daun mangrove jenis tertentu juga dimanfaatkan untuk obat-obatan.

  • Budidaya ikan

Budidaya ikan sangat potensial dilakukan di perairan laut karena laut merupakan tempat hidup yang sangat baik untuk ikan. Ikan yang potensial dibudidayakan di laut sangat banyak jenisnya tergantung kemampuan biaya dari pembudidaya untuk pengadaan sarana dan prasarana budidaya. Komoditas yang banyak dibudidayakan saat ini di antaranya beberapa jenis kerapu, kuwe, lobster, dan beberapa jenis ikan hias laut. Komoditas ikan tuna juga sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat. Budidaya ikan di laut mengambil manfaat dari sumberdaya dengan cara mengambil sumberdaya berupa ikan tersebut. Dari aktivitas budidaya ikan di laut tersebut, masyarakat bisa memperoleh keuntungan ekonomis yang sangat besar dan mendukung pertumbuhan ekonomi keluarga melalui penjualan ikan hasil budidaya.

  • Pengambilan teripang

Teripang merupakan salah satu komoditas perairan pantai yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Teripang diambil sebagai bahan pangan, untuk dikonsumsi masyarakat, atau dijual di pasar lokal sampai pasar global. Teripang dikenal mengandung berbagai nutrisi tinggi sehingga belakangan dimanfaatkan juga untuk bahan kosmetik dan obat-obatan. Di berbagai daerah populasi teripang telah mengalami penurunan jumlah populasi. Penurunan populasi teripang di antaranya disebabkan oleh penangkapan berlebihan dan karena kerusakan habitatnya, baik oleh pengeboman atau penggunaan bahan penangkapan yang merusak maupun karena kerusakan ekosistem oleh adanya reklamasi pantai.

  • Budidaya rumput laut

Rumput laut terdapat dalam beberapa jenis yang umumnya dibudidayakan oleh masyarakat pesisir seperti Gracillaria dan Euchema Cottonii. Komoditas rumput laut memiliki nilai jual yang cukup tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sumberdaya rumput laut berada di perairan sejak dari bibit sampai panen. Pertumbuhan rumput laut banyak dipengaruhi oleh nutrisi yang terbawa oleh arus air laut. Rumput laut yang dibudidayakan masyarakat merupakan sumber pangan yang memiliki manfaat beragam, utamanya untuk dikonsumsi dalam bentuk makanan jadi. Rumput laut juga diolah menjadi bahan kosmetik dan obat-obatan.

  • Pengambilan pasir laut

Pasir Pantai Urumb Merauke dikerukPasir laut banyak dimanfaatkan masyarakat untuk digunakan dalam pembangunan rumah, jembatan dan berbagai bangunan lainnya. Sampai pada titik tertentu, pengambilan pasir sudah sampai pada ambang kritis. Terbukti dengan terkikisnya pesisir pantai di beberapa daerah karena pengambilan pasir yang terus dilakukan. Di beberapa wilayah, pasir laut bahkan diambil secara beramai-ramai oleh berbagai pihak sehingga perubahan ketinggian pasir sudah mengalami penurunan mencapai 3 meter. Sebagian masyarakat mengambil pasir untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan sebagian lagi mengambil untuk dijual kepada pihak yang membutuhkan pasir laut.

B. Pemanfaatan Non-Ekstraktif

Pemanfaatan sumberdaya yang ada di laut tidak selalu dengan cara mengambil sumberdaya yang dibutuhkan tersebut. Terdapat berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya dengan cara mengambil manfaat dari nilai-nilai dan fungsi yang diberikan sumberdaya tanpa mengambil sumberdaya tersebut. Pemanfaatan jenis itu dikenal dengan pemanfaatan non-ekstraktif. Berikut beberapa contoh jenis-jenis pemanfaatan non-ekstraktif.

  • Pariwisata

Pemanfaatan sumberdaya laut dalam bentuk kegiatan pariwisata mengambil manfaat dan fungsi dari nilai-nilai keindahan yang terdapat pada lingkungan laut. Keindahan alam laut dapat diperoleh melalui kegiatan wisata pantai, panorama pantai, selancar, game fishing, dan selam. Pariwisata laut atau bahari juga meliputi kegiatan berjemur dan berenang di tepi pantai, serta fotografi bawah laut atau taman laut. Kegiatan wisata tidak hanya dinikmati oleh wisatawan dari mancanegara tetapi juga oleh masyarakat sekitar objek wisata bahari. Kegiatan wisata memberikan pengalaman menyenangkan bagi pengunjung sehingga berpengaruh terhadap kesegaran pikiran para pengunjung setelah sekian waktu penat dengan rutinitas pekerjaan masing-masing

  • Pendidikan non ekstraktif

Manfaat berupa ilmu pengetahuan juga bisa diperoleh dari laut melalui kegiatan pendidikan tanpa mengambil sumberdaya yang ada. Kapal Kalabia yang beroperasi di Raja Ampat merupakan salah satu contoh aktivitas pendidikan non-ektraktif di atas laut. Kapal tersebut berlayar berkeliling perairan Raja Ampat sambil melangsungkan aktivitas belajar bagi anak usia sekolah di atas Kalabia. Selain itu, proses pendidikan banyak berlangsung di perairan dalam rangka mengetahui berbagai aspek tentang laut dan berbagai interaksi antar spesies dan antar ekosistem dalam laut. Edukasi bahari juga mulai dikembangkan di berbagai daerah di tanah air, dimana berlangsung aktivitas belajar sambil rekreasi di pesisir sambil mengunjungi spot-spot wisata bahari yang memberikan layanan pengetahuan kebaharian.

  • Tempat acara sosial

Laut juga bisa menjadi tempat untuk acara sosial seperti di berbagai tempat di nusantara. Kegiatan sosial tersebut lebih dominan aktivitas budaya masyarakat lokal seperti di Jawa, Bali dan sebagian Sulawesi. Aktivitas budaya tersebut misalnya melepas sesajen ke laut atau perayaan acara adat tertentu. Selain itu acara sosial lainnya yang memanfaatkan laut di antaranya perlombaan dayung atau lomba perahu dan sebagainya.

  • Olah raga air

Hal menarik lainnya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat terhadap laut adalah olahraga air. Berbagai jenis olahraga air yang sekaligus menjadi bagian dari kegiatan wisata bahari seperti water scooter, seabob, sausage boat, banana boat, water tricycle, wind surfing, surfboarding, paddle board, parasiling, kayaking. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan olahraga air laut tersebut di antaranya kesehatan psikologis karena telah melewati permainan yang menyenangkan. Manfaat lain yang dipercaya secara medis akan diperoleh dengan berolahraga di air laut adalah kesehatan fisik karena kandungan air laut berbeda dengan air tawar, sehingga memberikan efek berbeda setelah mandi atau berolehraga di air laut.

  • Perhubungan laut

Pemanfaatan laut untuk perhubungan merupakan pemanfaatan yang paling dominan terjadi di laut karena daratan satu pulau dengan pulau lain dihubungkan oleh laut. Pemanfaatan media air laut ini tidak mengambil sumberdaya air laut itu sendiri. Perhubungan laut dilakukan oleh mesyarakat dengan menggunakan sampan, perahu maupun kapal dalam ukuran yang bervariasi. Laut dimanfaatkan fungsinya sebagai alur pelayaran agar masyarakat bisa terhubung dengan daerah lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

  • Penelitian non-ekstraktif.

Laut menyimpan berbagai pengetahuan baik yang sudah tergali maupun yang masih terpendam. Karena itu penelitian tentang hal yang berhubungan dengan laut terus dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian baik dari perguruan tinggi, maupun lembaga penelitian lainnya. Di antara penelitian tersebut ada yang jenis penelitian yang hanya menggunakan laut sebagai objek penelitian tanpa mengambil sumberdaya apapun dari laut, penelitian ini termasuk jenis kegiatan yang non-ekstraktif.

 

Referensi :

CTC. 2016. Pengelolaan Kegiatan Pariwisata Bahari di Dalam Kawasan Konservasi perairan. Modul Pelatihan Pariwisata Bahari Berkelanjutan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Nattasya, Gesha. “Energi Laut, Alternatif Penyedia Sumber Energi Terbarukan”. 17 Januari 2017. http://www.kompasiana.com/geshayuliani/energi-laut-alternatif-penyedia-sumber-energi-terbarukan_551abf8681331137489de0e3

Puryono, Sri. 2016. Mengelola Laut untuk Kesejahteraan Rakyat. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Putra, Muhammad Firman Eko. “Potensi Energi Terbarukan Dari Laut”. 17 Januari 2017. http://membunuhindonesia.net/2016/01/potensi-energi-terbarukan-dari-laut/

www.matarmnews. “Penyelundupan Ribuan Terumbu Karang Berhasil Digagalkan”. 25 Januari 2017. https://mataramnews.co.id/nusa-tenggara-barat/item/7270-penyelundupan-ribuan-terumbu-karang-berhasil-digagalkan